Senin 18 May 2020 06:16 WIB

Perusahaan Makanan China Didesak Tingkatkan Pasokan

Permintaan pasikan makanan untuk mengantisipasi kemungkinan gelombang kedua Covid-19.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah orang berjalan melewati pekerja yang membersihkan jendela di sebuah toko pakaian di Beijing. Pemerintah Cina telah meminta perusahaan perdagangan dan pengolahan makanan untuk meningkatkan stok biji-bijian dan minyak sayur.
Foto: AP/Andy Wong.
Sejumlah orang berjalan melewati pekerja yang membersihkan jendela di sebuah toko pakaian di Beijing. Pemerintah Cina telah meminta perusahaan perdagangan dan pengolahan makanan untuk meningkatkan stok biji-bijian dan minyak sayur.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China telah meminta perusahaan perdagangan dan pengolahan makanan untuk meningkatkan stok biji-bijian dan minyak sayur. Permintaan ini untuk mengantisipasi kemungkinan gelombang kedua virus corona (Covid-19) dan memburuknya tingkat infeksi di tempat lain yang berpotensi mengganggu jalur pasokan global.

Seperti dilansir Reuters, Ahad (17/5), desakan pemerintah ditujukan untuk perusahaan yang dikelola pemerintah maupun swasta. Dalam pertemuan dengan Kementerian Perdagangan China beberapa hari lalu, mereka diminta memperoleh volume kedelai, minyak sayur dan jagung, menurut tiga sumber di industri perdagangan kepada Reuters.

"Ada kemungkinan gangguan pada rantai pasok akibat Covid-19. Misalnya, kemungkinan pelabuhan asal atau tujuan ditutup," kata seorang pedagang senior di salah satu perusahaan pengolahan makanan terkemuka China yang ikut dalam pertemuan.

Pedagang itu menambahkan, pemerintah menyarankan untuk menambah stok, menjaga persediaan lebih tinggi dari biasanya. Sebab, salah satu pemasok utama kedelai China dan eksportir daging, Brasil, tidak dalam kondisi baik. Brasil diketahui memiliki kasus Covid-19 dalam jumlah tinggi, melampaui Spanyol dan Italia.

Pengiriman kedelai dari Brasil yang seharusnya dilakukan pada Maret dan April terpaksa ditunda. Ini dikarenakan hujan lebat yang diperparah dengan pengurangan tenaga kerja akibat kebijakan mencegah penyebaran virus corona diberlakukan. Kondisi tersebut menyebabkan persediaan kedelai China terus turun, menuju posisi terendah.

Sumber kedua dari China mengatakan, Kementerian Perdagangan China sudah bertemu dengan beberapa perusahaan negara pada Selasa (12/5). Pertemuan tersebut membahas bagaimana cara menjamin pasokan selama pandemi.

"Salah satu kekhawatiran utamanya adalah bagaimana epidemi di Amerika Selatan dapat berdampak pada pasokan (biji-bijian) ke China," kata sumber tersebut.

Sebelumnya, perusahaan agrikultur milik pemerintah China, COFCO dan Sinograin, telah meningkatkan pembelian kedelai dan jagung dalam beberapa pekan terakhir. Para importir China juga sudah membeli setidaknya empat kargo atau sekitar 240 ribu ton kedelai dari Amerika pada Senin (11/5) untuk pengiriman Juli.

Sementara itu, Kementerian Perdagangan China belum menanggapi permintaan komentar Reuters.

Pemerintahan Beijing juga diketahui sudah meningkatkan alokasi kuota impor tanaman untuk pembeli biji-bijian utama. Kebijakan ini membuka jalan lebih lebar bagi importir untuk membeli dalam jumlah lebih banyak di kemudian hari.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement