Selasa 19 May 2020 18:08 WIB

Anies Perpanjang PSBB Jakarta Hingga 4 Juni 2020

Anies meminta semua pihak konsisten cegah penyebaran virus corona.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Nur Aini
Gubernur DKI Anies Baswedan ketika berbicara dalam acara Webinar yang bertema pemberdayaan masjid di tengah pandemi Covid 19 yang diselenggaran KB PII di Jakarta, (17/5).
Foto: KB PII
Gubernur DKI Anies Baswedan ketika berbicara dalam acara Webinar yang bertema pemberdayaan masjid di tengah pandemi Covid 19 yang diselenggaran KB PII di Jakarta, (17/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama 14 hari ke depan mulai 22 Mei hingga 4 Juni 2020. Itu merupakan PSBB periode ketiga setelah dilaksanakan sejak 10 April 2020 guna memutus mata rantai penyebaran virus corona (Covid-19).

Anies di Jakarta, Selasa (19/5) menyebutkan, PSBB periode ketiga ini merupakan periode penghabisan sehingga masyarakat diminta lebih disiplin menaati PSBB.

Baca Juga

Dalam keterangan sebelumnya, Anies meminta semua pihak konsisten melakukan upaya pencegahan penyebaran virus corona. Menurut dia, setiap mengubah keputusan atau kebijakan terkait penanganan Covid-19 harus berdasarkan data kesehatan.

"Problem yang sering kita hadapi adalah ambil keputusan habis itu tengok kanan kiri, kemudian cek kelihatannya ini sudah cukup belum ya, kelamaan enggak ya, sudah harus selesai tidak ya, bukan, lihat data," ujar Anies dalam forum diskusi virtual, Selasa (19/5).

Ia mengatakan, saat ini persoalan yang dihadapi adalah penyakit menular. Penyelesaian masalah dilakukan dengan mengurangi interaksi fisik antarwarga demi mencegah penularan Covid-19.

Ia melanjutkan, ketika interaksi fisik dikurangi maka muncul inovasi seperti bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan segala aktivitas dengan menjaga jarak. Hal itu juga berdampak pada sektor ekonomi sehingga proses transaksi berkurang yang berujung pada krisis ekonomi.

Namun menurut dia, perlindungan warga atau keselamatan warga menjadi yang utama. Dengan demikian, mengurangi interaksi fisik memiliki konsekuensi menyangkut kelangsungan hidup.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement