REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menginstruksikan pegawai negeri sipil untuk mengakhiri ketergantungan Inggris pada produk asal China, terutama ketergantungan terhadap pasokan medis vital dan impor strategis lainnya sehubungan dengan wabah virus corona. Surat kabar the Times melaporkan pada Jumat (22/5) bahwa rencana itu, yang diberi kode Project Defend, termasuk mengidentifikasi kerentanan ekonomi Inggris terhadap negara asing yang berpotensi membahayakan keamanan nasional. The Times menambahkan bahwa upaya tersebut dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Dominic Raab. Dua kelompok kerja telah dibentuk sebagai bagian dari proyek itu, menurut laporan itu.
Satu sumber mengatakan kepada the Times bahwa proyek tersebut bertujuan mendiversifikasi jalur pasokan agar tidak lagi bergantung pada negara masing-masing untuk hal-hal yang tidak penting mengenai makanan. Johnson mengatakan kepada anggota parlemen bahwa ia akan mengambil langkah-langkah untuk melindungi basis teknologi Inggris, peralatan pelindung diri, dan obat-obatan.
Perkembangan itu terjadi ketika kecaman internasional terhadap Beijing meningkat atas penanganan wabah virus corona yang pertama kali muncul di China sebelum menyebar ke seluruh dunia.