Sholat Idul Fitri di rumah
Selain silaturahmi, ritual lebaran lainnya adalah melaksanakan sholat Idul Fitri di masjid atau di lapangan, yang kali ini sulit dilakukan di Australia karena adanya pembatasan kegiatan keagamaan hingga 10 orang saja. "Rencananya kami akan sholat Idul Fitri di rumah sesuai dengan himbauan pemerintah. Semoga suami bisa siapkan khutbah juga," ujar Nila kepada ABC.
Wanita asal Sulawesi yang menikah dengan warga Australia Peter Lilly (Muaz) dan telah dikaruniai tiga orang anak ini selalu antusias menunggu lebaran karena sekaligus menjadi momen untuk mudik ke Indonesia. "Tahun kemarin kami pulang ke Kendari," katanya.
Dengan adanya pembatasan Covid-19, keluarga ini mengaku sedih perayaan lebaran kali ini menjadi berbeda dan hanya dilakukan bersama keluarga masing-masing di dalam rumah. "Biasanya kita merayakannya di ruang terbuka dan bertemu sanak saudara dan kolega," kata Nila.
Meski demikian, ia melihat sisi positif pembatasan Covid-19 karena Ramadan dan lebaran kali ini justru memperkuat ikatan antara anggota keluarganya. "Suami saya mengatakan semenjak menjadi imam salat tarawih setiap malam secara rohaniah merasa lebih baik. Alhamdulillah," ujar Nila.
Selain itu, selama Ramadan Nila saling mengirim makanan untuk berbuka puasa dengan kerabatnya. "Keluarga yang di Indonesia juga merasakan tali silahturahmi semakin erat karena kami bisa saling mengirimkan hadiah dan doa untuk saling menguatkan," katanya.
Nila menambahkan bahwa rumahnya tetap terbuka menerima tamu namun dibatasi hingga lima orang saja. "Karena hanya boleh maksimal lima orang sekali bertamu, kami hanya mengundang teman satu keluarga untuk datang ke rumah," ujarnya.
Ia mengatakan sudah menyiapkan menu khas Coto Makassar dan ketupat untuk tamu-tamunya tersebut. Menu khas lebaran juga sudah disiapkan oleh keluarga Fadia dan Gani Wiriadi yang sejak tinggal di Australia sesekali mudik ke Indonesia untuk sungkeman dengan orang tua.
"Kepinginnya kumpul-kumpul sama teman-teman dan saudara, tapi masih situasi Covid begini jadi belum bisa kumpul banyak orang," kata Fadia.
Mantan vokalis band Bunglon ini menjelaskan keluarganya akan melaksanakan sholat Idul Fitri di rumah dan menunggu kedatangan beberapa orang tamu. Selain lontong sayur, ketupat dan opor ayam, Fadia juga menyiapkan es buah untuk pengganti cairan tubuh yang hilang selama Ramadan ini.
Lebaran dengan Zoom
Adanya pembatasan sosial terkait Covid-19 justru membuat keluarga Ningsih Millane yang mengelola kelompok tari Sanggar Lestari di Melbourne akan melakukan silaturahmi Idul Fitri dengan fasilitas video call Zoom. "Kami tetap akan menerima tamu hingga lima orang namun akan merayakan lebaran dengan teman-teman Sanggar Lestari melalui Zoom," ujar Yana Gill.
Ia mengatakan kondisi ini memang menyedihkan namun mereka justru merasa lebih reflektif sejak menggunakan Zoom untuk kegiatan buka puasa bersama selama Ramadan. Setiap minggu, kata Yana, mereka saling bertemu secara online dan berbagi rasa syukur dalam menjalani masa-masa sulit selama pandemi Covid-19.
"Hal ini justru mendorong saya untuk menyapa keluarga dan teman-teman, memastikan semuanya baik-baik saja," katanya.
Ia menambahkan, para penari Sanggar Lestari diharapkan bisa datang untuk bersilaturahmi pada hari lebaran namun diatur agar tidak datang bersamaan. "Jadi semua teman, khususnya yang tidak punya keluarga di sini, bisa tetap ikut merayakan lebaran," ujar Yana.
Sumber: https://www.abc.net.au/indonesian/2020-05-20/berlebaran-dalam-suasana-covid-19-di-australia/12267786