REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Bundesliga Jerman yang telah kembali berlangsung akhir pekan kemarin membungbungkan asa para pecinta sepak bola. Kini, kompetisi domestik paling elite sejagat, Liga Primer Inggris, terus berusaha untuk menggulirkan lagi kompetisi 2019/2020.
Namun, sinyal positif dari pemerintah untuk membuka pintu sepak bola Negeri Elizabeth kembali bergulir Juni, mendapat kekahwatiran dari berbagai kalangan. Termasuk pelatih dan pemain.
Rencana Liga Primer Inggris kembali melanjutkan kompetisi mendapat angin segar setelah Menteri Digital, Kebudayaan, Media dan Olahraga Inggris Oliver Dowden menyatakan, pemerintah siap memberikan lampu hijau bagi olahraga kulit bundar.
Sementara itu, Dowden menjelaskan, telah menjalani komunikasi bersama otoritas pemangku kepentingan sepak bola termasuk Liga Primer, EFL (operator tiga divisi di bawah Liga Inggris) dan FA untuk melanjutkan rencana progresif kembalinya sepak bola.
"Kami sepakat semua bisa dilanjutkan ketika cukup aman dan kesehatan serta keamanan para pemain, pelatih serta staf tetap menjadi prioritas utama," kata Dowden dalam pernyataannya yang dikutip dari Standard, Sabtu (23/5).
Adapun, pemerintah membuka pintu agar kompetisi sepak bola bisa kembali bergulir secara aman mulai kembali pada 12 kembJuni. Itu juga meliputi langkah untuk memperluas akses bagi para penggemar bisa menikmati siaran langsung serta dukungan finansial kepada masyarakat pelaku sepak bola secara luas.
Sebagaimana diketahui, Liga Primer Inggris sudah ditangguhkan sejak pertengahan Maret dengan tertularnya manajer Arsenal Mikel Arteta sebagai situasi pemantik.
Akan tetapi, kabar yang sejatinya dianggap bahagia oleh para fan pun suporter Liga Inggrsi, berbanding terbalik utamanya untuk para pelaku sepak bola itu sendiri, dalam arti kata adalah para pemain, pelatih, dan staf pelatih yang bersinggungan secara langsung di atas lapangan.
Pasalnya, mereka semua melihat penyebaran virus corona di Inggris masih memprihatinkan lantaran ratusan orang dinyatakan meninggal dunia setiap harinya.
Faktor itulah yang membuat mereka gelisah meski nantinya pertandingan digelar secara tertutup dan harus melalui sejumlah protokol kesehatan.
Praktis para pemain merasa cemas karena masalah kesehatan dan keselamatan mereka seakan diabaikan pemerintah yang berupaya meraup keuntungan politik semata. Kekhawatiran itu mereka curahkan lewat sebuah grup WhatsApp yang berisikan sejumlah bintang Premier League.
"Saya tidak tahu bagaimana itu akan berhasil. Tetapi, saya merasa sisi keamanan orang-orang dan keselamatan pemain serta kesejahteraan perlu dijaga. Sehingga memerlukan waktu yang tepat untuk kembali berkompetisi," jelas penyerang Manchester City Raheem Sterling dilansir The National.
Hal senada juga diucapkan gelandang tengah Arsenal, Matteo Guendouzi yang mengklaim, penting bagi semua elemen untuk memulai lagi kompetisi Liga Primer setelah pandemi virus corona ini berakhir secara tuntas.
"Terpenting adalah kesehatan semua orang, dan bukan hanya sepak bola. Saya mendukung bahwa liga tidak akan dimulai lagi sampai virus ini hilang," sambung pemain asal Prancis.
Di sisi lain, manajer Watford Nigel Pearson memperingatkan bahwa nyawa para pemain ada dalam bahaya seandainya Liga Primer Inggris benar-benar kembali bergulir di tengah ancaman virus covid-19.
"Tuhan melarang kita menciptakan korban, dan orang-orang memilih menutup mata tentang hal itu," sesal Nigel Pearson dikutip Sky Sports.
Pearson memiliki beberapa keraguan tentang Project Restart dan menyerukan pendekatan yang lebih pragmatis dengan negara tersebut masih terus dihantui oleh ancaman pandemi virus corona.
Meski sejatinya, ia juga sangat merindukan untuk kembali merumput di lapangan sepak bola. Namun, kata dia, mereka harus lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan.
"Kita harus berusaha percaya kepada nasihat bahwa kita sudah mencapai puncak tetapi masih tetap ada banyak sekali orang yang kehilangan nyawanya karena ini," tegas dia.