Senin 25 May 2020 19:15 WIB

H+2 Lebaran, Pusat Perbelanjaan di Palu Masih Sepi

Pedagang berharap esok pasar mulai ramai.

Seorang pedagang berdoa usai melaksanakan shalat di salah satu los Pasar Tradisional Masomba Palu, Sulawesi Tengah, akhir Maret lalu. Pada H+2 Lebaran, pusat perbelanjaan di Kota Palu masih lengang.
Foto: Antara/Basri Marzuki
Seorang pedagang berdoa usai melaksanakan shalat di salah satu los Pasar Tradisional Masomba Palu, Sulawesi Tengah, akhir Maret lalu. Pada H+2 Lebaran, pusat perbelanjaan di Kota Palu masih lengang.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Sejumlah pusat perbelanjaan yang ada di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah pada H+2 Lebaran tampak masih sepi dari aktivitas jual beli.

Seperti di kawasan pusat perbelanjaan Pasar Tradisional Masomba Palu. Pada Senin (25/5), masih banyak pedagang yang belum menggelar dagangan mereka. Terlihat tempat-tempat dagangan seperti meja yang sebelum hari raya penuh dengan jualan, kini kosong. Hanya ada beberapa saja penjual yang tetap beraktivitas.

Baca Juga

"Saya sengaja menjual ikan hari ini, siapa tahu pembelinya banyak, tetapi sudah beberapa jam baru ada dua orang yang membeli," kata seorang pedagang ikan, Bahar.

Ia memperkirakan suasana pasar baru akan kembali normal pada esok hari. Karena hari ini masih Lebaran kedua dan warga masih bersilaturahim dengan sanak keluarga dan kerabat.

Kondisi sama juga terlihat di Pasar Manonda yang terletak di Kecamatan Palu Barat. Di pasar tradisional yang terbesar di Ibu Kota Provinsi Sulteng itu, sebagian besar pedagang belum berjualan. Padahal menjelang hari raya, aktivitas di pasar tersebut sangat ramai. Bahkan warga mengabaikan larangan pemerintah untuk tidak berkumpul dan menjaga jarak.

Namun di hari kedua Lebaran, kegiatan di pusat perbelanjaan, termasuk di pertokoan masih lengang. Hanya sebagian kecil saja toko-toko yang ada di Kota Palu tetap dibuka pemiliknya. Itupun pintu tidak dibuka penuh.

Sejumlah pemilik toko di kawasan Jalan Mongisidi dan Gajamadah mengatakan belum berjualan, sebab masih dalam suasana hari raya. "Ya pembeli sudah pasti kurang. Lagi pula karyawan libur berlebaran dengan keluarganya," kata seorang pemilik toko pakaian, Jonny.

Hal senada juga disampaikan Ronny yang juga pedagang pakaian di kawasan itu. Ia juga mengatakan memilih untuk tidak beraktivitas sebab masih dalam suasana hari raya.

Ronny mengaku pembeli dagangannya selama masa pandemi Covid-19 ini menurun drastis dibandingkan sebelum adanya wabah tersebut. Dampak dari Covid-19 sangat memukul ekonomi masyarakat. Daya beli masyarakat menurun.

 

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement