REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PB TI) ingin menggelar pelatnas pada 1 Juni untuk beradaptasi dengan kondisi new normal atau kenormalan baru sebagai cara menyiasati pandemi Covid-19 yang masih mengancam.
"Kalau untuk pelatnas kami ingin sesegera mungkin. Apalagi kalau sudah ada protokol new normal itu lebih enak," kata Manajer Timnas Taekwondo Indonesia Pino Indra kepada Antara di Jakarta, Rabu (27/5).
"Tadi siang saya ke Kemenpora, ketemu Pak Yayan (PPON). Saya ajukan tanggal 1 Juni kita mau mulai latihan secara terpusat," ujarnya melanjutkan.
Usulan tersebut bukan tanpa alasan, sebab kegiatan pelatnas taekwondo yang seharusnya dilakukan di GOR Popki, Cibubur kini terpaksa digelar secara mandiri di mess.
Kondisi itu dirasa kurang efektif apalagi dengan kondisi mess dan alat peraga yang terbatas juga menghambat proses latihan mereka.
"Kalau kita latihan terpusat di GOR, dan sudah ada protokol new normal, jadi tidak akan ada orang sembarangan yang bebas keluar masuk. Itu akan lebih baik dan latihannya efektif," tuturnya.
Kendati sudah mengusulkan tanggal, namun menurut Pino, Kemenpora keberatan memberikan izin latihan pelatnas pada 1 Juni. Mengingat masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta baru akan berakhir pada 4 Juni.
Kemenpora saat ini masih menyusun protokol kesehatan untuk memulai kembali kegiatan olahraga nasional di masa new normal.
Berdasarkan kajian awal pemerintah terkait penerapan new normal, kegiatan olahraga outdoor masuk ke dalam Fase III yang dimulai pada 15 Juni.
Menpora masih menunggu keputusan resmi dari gugus tugas terkait kepastian kapan kompetisi dan kegiatan olahraga bisa kembali dimulai.