Jumat 29 May 2020 09:31 WIB

Pemkot Optimistis Covid-19 di Surabaya tak Seperti di Wuhan

Pemkot optimistis kasus Covid-19 di Surabaya tidak seperti di Wuhan.

Red: Bayu Hermawan
Covid-19 (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya optimistis kasus Covid-19 di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur itu, tidak seperti yang terjadi di Kota Wuhan, China. Wakil Koordinator Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, M Fikser mengatakan, terjadinya penambahan kasus baru Covid-19, lantaran Pemkot gencar melakukan rapid test dan swab test secara masif dan massal.

"Tentunya itu memengaruhi hasil. Ya kita berusaha untuk tidak terjadi seperti di Wuhan. Siapa yang menginginkan itu. Saya yakin yang menyampaikan juga tidak menginginkan seperti itu," kata Fikser.

Baca Juga

Pernyataan Fikser tersebut merespons pernyataan Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur dr Joni Wahyuhadi yang mengatakan, Surabaya bisa menjadi seperti Wuhan, jika warganya tidak patuh terhadap protokol kesehatan. Hal itu dikarena mayoritas kasus Covid-19 di Jawa Timur ada di Surabaya. Dari 4.112 kasus yang ada di Jawa Timur, Rabu (27/5), Kota Surabaya menyumbang 2.216 kasus, sedangkan Sidoarjo dan Gresik yang termasuk dalam wilayah Surabaya Raya menyumbang masing-masing 565 kasus dan 153 kasus.

Fikser menjelaskan, sejak awal Pemkot Surabaya membuka diri dan menerima bantuan serta dukungan dari semua pihak. Ia berterima kasih atas bantuan dari pemerintah pusat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Inteligen Negara (BIN) yang bersedia memberikan bantuan untuk meminjamkan mobil laboratorium agar persoalan ini dapat segera teratasi.