REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan fintech peer to peer lending, Tani Fund menargetkan peningkatan pembiayaan kepada para petani di Indonesia hingga tiga kali lipat dari tahun lalu. Tani Fund optimistis di era pandemi Covid-19, investasi melalui fintech di sektor pertanian dapat menjadi pilihan karena memberikan kepastian riil.
Direktur Tani Fund, Edison Tobing mengatakan, tahun ini diharapkan total pembiayaan yang diberikan kepada petani tembus 11,2 juta dolar AS dari tahun lalu sebesar 3,8 juta dolar AS. Seiring peningkatan itu, Tani Fund akan memperlebar jangkauan ke sektor peternakan dari semula berfokus di tanaman pangan dan hortikltura.
"Investasi di Tani Fund riil dan transparan. Para peminjam bisa melihat prospek-proyek yang dibiayai. Para petani yang mendapat pinjaman, produknya kita beli dengan harga sesuai kualitas dan dijual lewat ekosistem Tani Hub," kata Edison dalam diskusi virtual bersama media, Jumat (29/5).
Edison menjelaskan, sepanjang kuartal I 2020, total pendanaan yang telah dikantongi dari para peminjam baru mencapai 2 juta dolar AS. Ia menuturkan, bahwa tidak mudah untuk bisa bersaing dengan investasi di pasar saham maupun deposito. Namun, masih terdapat tiga kuartal lagi untuk bisa mencapai target.
Lebih lanjut, menurut dia, investasi lewat Tani Fund jelas memiliki dampak sosial karena memberikan dukung ke petani lewat permodalan untuk mengembangkan budidaya pertanian. Di satu sisi, memberikan akses pasar bagi petani untuk bisa meningkatkan pendapatan dari komoditas yang ia panen.
"Kita coba mengubah proses bisnis pertanian yang manual dengan teknologi untuk memecahkan dua basic masalah petani, akses market dan akses modal," kata dia.
Dari catatannya, sejauh ini total petani yang mendapatkan pembiayaan dari Tani Hub sebanyak 1.500 petani yang tersebar di berbagai sub sektor usaha tani. Adapun para peminjam berjumlah sekitar 2.200 investor individu dan lima investor institusi, dua di antaranya perbankan.
"Rata-rata lender (investor) masih di Jawa, menurut saya memang partisipasi orang Indonesia terhadap pertanian masih terbatas. Pembiayaan ini bisa jadi solusi bagi yang mau berpartisipasi untuk petani tapi bingung harus lewat mana," kata dia.