Jumat 29 May 2020 19:57 WIB

Salah Sasaran, Dosen Unpad Terima Bansos Tunai Covid-19

Basos tunai itu langsung diberikan pada maayarakat yang membutuhkan melalui RT dan RW

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Seorang petugas memotret warga menggunakan gawai saat serah terima dana bantuan sosial (Bansos) tunai.
Foto: FB Anggoro/ANTARA/FB Anggoro
Seorang petugas memotret warga menggunakan gawai saat serah terima dana bantuan sosial (Bansos) tunai.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dosen Universitas Padjajaran (Unpad), Ari Agung Prastowo yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) masuk dalam daftar penerima bantuan sosial tunai (BST) di masa pandemi corona atau covid-19. Penyaluran bantuan yang salah sasaran tersebut sempat viral di media sosial. 

Saat diberitahu RT dan RW di tempat tinggalnya di Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung, Agung mengaku kaget menjadi penerima BST. Pria yang menjabat sebagai Manajer Riset, Inovasi dan Kerja Sama Fikom Unpad ini, tidak pernah memberikan data terkait adanya bantuan tersebut.

 

"Saya kaget mendapatkan informasi akan dibagikan form penerima bantuan tunai terdampak covid-19," ujarnya, Jumat (29/5). Ia pun langsung menanyakan hal tersebut kepada RT dan diketahui sebanyak 25 kepala keluarga di perumahan tersebut mendapatkan bantuan.

Tidak hanya itu, Agung mengungkapkan, melihat daftar tertulis dimana dirinya akan menerima bantuan Rp 600 ribu perbulan selama tiga bulan ke depan. Menurutnya, pasca-kejadian itu ia pun langsung memberikan bantuan tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan melalui RT dan RW. 

"Saya tidak mau mengambil bantuan, saya merasa bagian dari pemerintah dan tidak berhak. Ada yang lebih berhak," ungkapnya.

Ia melanjutkan, 25 kepala keluarga lainnya yang berstatus PNS pun sepakat tidak mengambil bantuan tersebut. Sementara yang lainnya, dia mengaku, tidak mengetahui namun diperkirakan tidak mengambil dana.

Dengan kejadian tersebut, dia berharap, agar pemerintah pusat, daerah dan RT RW bisa menyusun data dengan lengkap. Sehingga, katanya, tidak akan terjadi kesalahan sasaran dalam penyaluran bantuan di masa pandemi corona. 

Menurutnya, pendataan harus dilakukan dengan cara terjun ke lapangan dan melihat langsung warga yang terdampak pandemi. "Saya berharap pemerintah tidak terlalu terburu-buru membagikan bantuan terkait covid sebelum data valid," katanya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement