REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pandemi Covid 19 telah terbukti menyebabkan perlambatan ekonomi di seluruh negara terdampak, termasuk Indonesia. Di Indonesia, pandemi ini telah melanda 34 provinsi. Tak hanya menyebabkan defisit APBN/APBD yang semakin tinggi, pandemi ini juga menyebabkan sektor di luar pemerintah stagnan bahkan mengalami kemunduran.
Tak terkecuali sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) dan sektor informal. Salah satu profesi yang sangat terpukul dengan mewabahnya Covid 19 adalah pedagang pasar dan ojek daring.
Kondisi ini juga dialami oleh Kota Malang, Jawa Timur yang telah masuk dalam zona merah. Sejak awal pandemi di medio Maret 2020, omzet pedagang pasar menurun drastis.
Melihat kondisi seperti ini, mendorong beberapa pelaku ekonomi di Malang untuk ikut turun tangan mengatasi masalah ini. Elfiatur Roikhah, Dewan Pengawas PD Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Kota Malang, berinisiatif memfasilitasi para pedagang pasar dalam sebuah platform bisnis daring.
Dibantu penggiat IT dari Jakarta, Niko Pasaribu, mereka menggandeng platform belanja daring untuk mengoperasikan sistem ini. “Dengan sistem ini, pelanggan tetap bisa memilih untuk membeli barang dari pedagang langganannya tanpa harus ribet menghubungi para pedagang satu persatu,” kata Elfiatur dalam rilisnya, Sabtu (30/5).
Sejak diluncurkan pada 7 Mei 2020, platform ini telah mendapat respon positif, baik dari masyarakat banyak, pedagang maupun pengemudi ojek daring. Beberapa customer memberikan testimoni bahwa mereka masih bisa mendapatkan “feel” berbelanja di pasar meskipun secara virtual.
Sementara customer lain merasa terbantu untuk mendapatkan barang belanjaan yang segar dengan harga yang sangat murah, hampir tidak berbeda jika mereka berbelanja langsung di pasar. Para pedagang pasar juga merasa senang dan sangat terbantu dengan adanya sistem ini.
Hal ini diungkapkan oleh Suhema, Bahar dan Joni mewakili para pedagang di Pasar Besar Malang. Sementara para pedagang lain di Pasar Dinoyo Malang, seperti Miseni, Akhmad Mukhlis dan Kholik juga mengatakan hal yang senada dengan rekan-rekan mereka di Pasar Besar Malang.
”Bulan Maret-April 2020 lalu omzet penjualan saya menurun sampai 70 persen, tetapi sejak munculnya sistem jualan daring ini, penjualan saya bisa dibilang ada peningkatan," kata Suhema.