Rabu 03 Jun 2020 09:41 WIB

Tatanan Normal Baru Diharap Mampu Atasi Penurunan Wisman

Kunjungan wisman sepanjang April 2020 anjlok 66 persen dibanding April.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Wisatawan mancanegara memotret suasana kawasan Pura Besakih di Karangasem, Bali, Kamis (17/10). Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia sepanjang April 2020 hanya 160 ribu kunjungan atau anjlok 66 persen dari posisi bulan sebelumnya. Adapun dibanding April 2019, capaian tersebut turun hingga 87,44 persen.
Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Wisatawan mancanegara memotret suasana kawasan Pura Besakih di Karangasem, Bali, Kamis (17/10). Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia sepanjang April 2020 hanya 160 ribu kunjungan atau anjlok 66 persen dari posisi bulan sebelumnya. Adapun dibanding April 2019, capaian tersebut turun hingga 87,44 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia sepanjang April 2020 hanya 160 ribu kunjungan atau anjlok 66 persen dari posisi bulan sebelumnya. Adapun dibanding April 2019, capaian tersebut turun hingga 87,44 persen.

Kunjungan wisman didominasi oleh wisman asal Timor Leste yang tercatat berkunjung sebanyak 83 ribu pada April. Angka tersebut mencapai 52,2 persen dari total wisman. Sedangkan,sisanya berasal dari Malaysia sebanyak 62 ribu atau 39 persen, Singapura 2 ribu atau 1,3 persen, dan lainnya 12 ribu kunjungan atau 7,5 persen.

Baca Juga

Kementerian Pariwisata dan ekonomi kreatif/Badan Pariwisata dan ekonomi Kreatif menyatakan bahwa penurunan wisman pasti terjadi akibat wabah Covid-19 seperti yang terjadi di negara lain.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kemenparekraf, Ari Juliano Gema menjelaskan, pemerintah sudah menyiapkan langkah dan strategi untuk mengantisipasi penurunan wisman dengan menyiapkan protokol tatanan hidup baru di sektor pariwisata yang telah disusun.

Protokol itu untuk nantinya akan diterapkan saat suatu daerah telah dinyatakan siap untuk kembali menerima wisatawan.

"Pada masa pemulihan nanti, kita akan terlebih dahulu fokus mendorong mobilisasi wisatawan nusantara. Untuk itu semua harus dipersiapkan dulu sebelum kembali menyambut wisatawan. Tentunya dengan melihat kesiapan masing-masing daerah. Kami telah melakukan koordinasi dengan beberapa kepala daerah yang wilayahnya paling siap,” kata Ari, Selasa (2/6).

Ari pun mengakui bahwa penurunan signifikan itu sudah diperkirakan mengingat langkah-langkah pemerintah Indonesia dan juga pemerintah negara penyumbang wisman potensial ke Indonesia yang memutuskan menutup akses keluar-masuk negaranya demi pencegahan penyebaran Covid-19.

Untuk membuka pariwisata kembali, Ari menegaskan diperlukan penerapan prosedur standar di sarana publik yang bertujuan untuk lebih mendisiplinkan masyarakat terkait protokol kesehatan di sektor pariwisata. Saat dibuka kembali, wisatawan diharapkan merasa nyaman datang ke tanah air.

Protokol tersebut, lanjut Ari, akan seiring dan beradaptasi dengan tatanan hidup baru yang sudah disiapkan Kemenkes akan disosialisasikan secara masif kepada masyarakat sehingga masyarakat tahu apa yang harus dikerjakan baik mengenai jaga jarak, mengenai pakai masker, mengenai cuci tangan, serta tidak berkerumun dalam jumlah yang banyak. Dengan begitu diharapkan kesadaran masyarakat terkait kedisiplinan dan protokol kesehatan terus meningkat dan penyebaran Covid-19 dapat ditekan.

"Ini merupakan bagian dari langkah untuk memastikan kesiapan masyarakat dalam menjalankan tatanan hidup baru yang akan menggerakkan perekonomian nasional termasuk di dalamnya pariwisata dan ekonomi kreatif," katanya.

Ke depan, kata dia, Kemenkarekraf akan fokus untuk menggarap segmen pariwisata berkualitas atau quality tourism yang lebih menekankan pada tingkat pendapatan devisa ketimbang mendatangkan wisatawan secara massal atau mass tourism seiring dengan berubahnya tren pariwisata global.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement