REPUBLIKA.CO.ID, Media sosial Twitter telah memblokir video kampanye Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump karena tersandung hak cipta. Video itu berisi persembahan Trump untuk George Floyd. Tindakan Twitter ini diyakini menambah ketegangan medis sosial ini dengan sang presiden.
Twitter memberi label pada video yang diunggah @TeamTrump dengan pernyataan, "media ini diblokir sebagai tanggapan atas klaim dari pemilik hak cipta."
Namun, video tersebut masih ada di akun Youtube milik Trump. Video itu menunjukkan foto Flyod di awal tayangan. Video berdurasi tiga menit 45 detik ini berisi kumpulan foto-foto dan video aksi massa damai dan polisi yang memeluk para pengunjuk rasa.
Tayanan kemudian beralih ke bangunan yang dibakar dan vandalisme. Suara denting piano yang lembut kemudian terdengar, disusul dengan Trump berbicara menyampaikan pesannya.
Floyd meninggal 25 Mei lalu di Minneapolis, saat ia dibekuk polisi setelah dituduh membayar ke sebuah toko dengan uang palsu. dalam keadaan terbaring, pria kulit hitam ini ditindih dengan lutut. Ia mengatakan tak bisa bernapas dan meminta polisi melepas tekanan lututnya. Permintaannya tak diindahkan dan ini berujung pada kematiannya.
Kematian Flyod memantik aksi unjuk rasa di jalan-jalan di berbagai kota di dunia. Wajahnya menjadi lukisan mural mulai dari Nairobi di Kenya, hingga ke Idlib di Suriah. Namanya juga tercetak di kaus-kaus seragam pemain bola profesional. Seruan namanya bergema di antara massa mulai dari London, Cape Town, Tel Aviv, hingga Sydney.
Dukungan dan solidaritas yang bergema di dunia mencerminkan kekuasaan dan daya jangkau AS, negeri yang sisi baik dan buruknya selalu menarik perhatian dunia. Gema itu juga mencerminkan bahwa ketimpangan rasial tidak hanya menjadi fenomena di AS.