REPUBLIKA.CO.IDKARAWANG — Nelayan pesisir Karawang ingin segera direlokasi ke tempat tinggal yang lebih aman. Para nelayan yang tinggal di Desa Cemarajaya Kecamatan Cibuaya terus menerus dalam ancamab banjir rob akibat abrasi laut.
Nelayan setempat yang juga pengurus Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Karawang, Wanosuki mengatakan pemerintah daerah sudah berjanji akan merelokasi ratusan warga nelayan di pesisir pantai yang tinggal dengan ancaman banjir rob. Program relokasi ini bahkan sudah digulirkan sejak tahun 2018 lalu.
“Program relokasi warga pesisir Desa Cemarajaya seluas tiga hektar dari tahun 2018 bagi warga yang terdampak abrasi tahun 2014 dan 2015. Bukannya warga tidak mau, saking lamanya prosesnya,” kata Wanosuki kepada Republika.co.id, Senin (8/6).
Wanosuki mengatakan warga ingin segera pindah ke tempat lebih aman. Karena ancaman banjir rob terus menghantui seperti yang terjadi pekan lalu menerjang dan merusakkan ratusan rumah dan perahu milik nelayan.
Tidak hanya bangunan, kata dia, banjir rob juga merusak tambak milik warga di Desa Cemarajaya yang mengalami kerusakan parah tersebut. Ratusan hektar tambak ikan bandeng yang jadi sumber penghidupan masyarakat rusak tak bersisa.
“600 hektar tambak ikan bandeng rusak. Untuk kerugiannya masih diverifikasi oleh pemerintah,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia berharap program relokasi ini kembali menjadi perhatian serius oleh pemerintah daerah. Sehingga bisa segera terealisasikan. Ia meyakini jika sarana dan prasarananya sudah disediakan, masyarakat tidak akan menolak untuk direlokasi.
“Infonya Pemda akan mohon (bantuan) ke pusat rencananya. Tentu kami ingin segera direlokasi,” ujarnya.
Ia menambahkan berdasarkan pantauannya di lapangan, lahan yang akan digunakan untuk relokasi masih dalam tahan pengurukan. Disebutkannya dari tiga hektar lahan yang disediakan, baru selesai satu hektar yang diuruk.
Sementara itu Kepala Desa Cemarajaya Yonglim Supardi mengatakan letak lahan yang akan menjadi tempat relokasi aarfa berada di Duaun Sekong. Sekitar satu kilometer dari pemukiman warga yang berada di dekat bibir pantai saat ini.
Yonglim menuturkan saat ini progres program relokasi masih dalam tahap pematangan lahan. Rencananya ada tiga hektar yang diperuntukkan bagi 297 kepala keluarga. “Rencananya juga tahun ini akan mulai dibangun fisik. Semoga saja bisa segera,” ujar Yonglim dihubungi terpisah.
Ia mengaku rencana relokasi ini memang sudah ditunggu rampung sejak lama. Namun ada beberapa kendala sehingga selama dua tahun ini belum juga selesai. “Mungkin karena faktor anggaran,” ujarnya.
Sebelumnya juga, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana meninjau lokasi bencana banjir rob yang terjadi di sepanjang Pantai Pisangan, Desa Cemara Jaya Kecamatan Cibuaya Kabupaten Karawang akhir pekan lalu. Bupati Cellica menuturkan Pemkab sebenarnya telah membeli tiga hektare lahan untuk merelokasi pemukiman warga yang terkena abrasi. Namun belum semua warga bersedia menempati lahan tersebut.
Dijelaskan juga, lahan yang dibeli Pemkab Karawang sebelumnya berupa lahan tambak, sehingga harus dikeraskan terlebih dahulu. "Sebagian sudah kami keraskan, kini tinggal menunggu kemauan warga pindah ke tempat relokasi," kata Bupati.Ia menambahkan Pemkab Karawang telah berupaya menanggulangi bencana rob dengan memasang sabuk pantai.
Namun, tumpukan batu yang dipasang di Pantai Pisangan hingga Dusun Cemara 2, ternyata malah amblas, sehingga gelombang pasang tetap menerjang pemukiman warga. "Pemasangan sabuk pantai merupakan bantuan dari Kementerian Ke|autan dan Perikanan senilai Rp 30 miliar tahun 2018. Panjang sabuk pantai mencapai 6,7 Km," ujarnya.