REPUBLIKA.CO.ID, MERAUKE -- Dalam upaya menjaga stabilitas dan melaksanakan fungsi pengawasan wilayah perbatasan Indonesia-Papua Nugini (PNG) di Merauke, CIQ (Customs, Immigration dan Quarantine) bersama Badan Pengelola Perbatasan Daerah Merauke pada Sabtu (6/6) melakukan patroli bersama di wilayah perbatasan.
Kepala Kantor Bea Cukai Merauke, Nazwar mengungkapkan sasaran patroli bersama adalah jalur-jalur tikus yang biasa dilalui oleh pelintas batas warga negara Papua New Guinea (PNG) yang terbentang luas dari Kabupaten Merauke hingga Kabupaten Boven Digul. "Di mana kondisi wilayahnya berupa hutan dan rawa sehingga sangat sulit dalam pengawasannya,” ungkap Nazwar.
Ada beberapa titik jalur tikus yang sudah diidentifikasi oleh Tim CIQ dan Badan Pengelola Perbatasan Daerah Merauke yang menjadi jalur perlintasan warga negara PNG ke Merauke, dalam patroli bersama tersebut, dua titik jalur tikus di wilayah Distrik Muting Kabupaten Merauke menjadi tujuan patroli bersama.
Perbatasan negara mempunyai nilai yang sangat strategis bagi suatu negara, perbatasan negara merupakan manifestasi utama kedaulatan wilayah suatu negara. Perbatasan suatu negara mempunyai peranan penting dalam penentuan batas wilayah kedaulatan, pemanfaatan sumber kekayaan alam, dan pertahanan keamanan serta keutuhan wilayah. Wilayah perbatasan juga dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan apabila pembangunan berjalan dengan baik dan merata, infrastruktur pendukung tersedia dengan baik, serta keamanan terjaga dengan kondusif.
CIQ dan Badan Pengelola Perbatasan Daerah Merauke rutin melakukan patroli bersama, khususnya di wilayah perbatasan Sota Merauke dan sekitarnya. Untuk patroli bersama dalam skala lebih besar dan luas jangkauannya melibatkan langsung pimpinan CIQ dan Badan Pengelola Perbatasan Daerah Merauke.
"Solidnya unsur instansi pemerintah di wilayah perbatasan Merauke dalam menjaga wilayah perbatasan menjadikan stabilitas wilayah perbatasan Merauke menjadi lebih kondusif,” pungkas Nazwar.