REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Mantan pemimpin Jihad Islam, Ramadan Shalah, wafat pada usia 62 tahun. Dia koma setelah menderita beberapa komplikasi jantung dan ginjal selama dua tahun.
Dilansir di Aljazirah, Ahad (7/6) Shalah meninggal, Sabtu (6/6). Shalah dimakamkan di kamp pengungsi Palestina Yarmouk di ibu kota Suriah, Damaskus. Dikutip dari video Middle East Eye, berikut ini lima fakta tentang kehidupan Shalah.
Kehidupan pribadi
Shalah lahir pada 1958 di Gaza. Dia merupakan lulusan sarjana ekonomi dari Universitas Zagazig, Mesir tahun 1981.
Kemudian dia mengajar di Universitas Islam Mesir mata kuliah ekonomi hingga 1986. Di tahun ini juga dia memutuskan menempuh pendidikan untuk mendapatkan gelar doktor di Inggris.
Setelah menjadi profesor dia memutuskan mengajar di Universitas South Florida, AS selama tiga tahun sejak 1993 hingga 1995.
Karier politik
Berawal dari berkenalan dengan Fathi al Shaqaqi selam kuliah di Mesir di 1981. Dia merupakan pendiri Jihad Islam Palestina (PIJ). PIJ didirikan di Gaza pada akhir 1970-an sebagai tanggapan terhadap pendudukan Israel atas Gaza dan Tepi Barat setelah mengalahkan beberapa negara Arab selama perang 1967.
PIJ terutama didukung oleh Iran yang menyediakan sebagian besar kemampuan dan pelatihan militernya. Shalah pernah menjadi tahanan rumah di 1983 karena menyuarakan antipendudukan Israel.
Kepemimpinan di PIJ
Enam bulan setelah pindah ke Suriah pada 1995, Shalah menjadi pemimpin PIJ menggantikan Fathi Shiqaqi, yang dibunuh oleh badan intelijen Israel Mossad di Malta. Karena penyakit stroke, wakilnya, Ziyad Nakhaleh yang berbasis di Beirut, terpilih sebagai penggantinya di 2008.
Menjadi buruan Israel dan AS
Pada 2006, Shalah menjadi orang paling dicari. Dia dituduh sebagai teroris. Bagi siapa pun yang berhasil menangkapnya diberikan hadiah sebesar lima juta dolar AS. Israel juga menuduh dia sebagai dalang utama dalam penyerangan terhadap Israel dalam intifada kedua pada 2000 hingga 2005.
Tokoh besar nasional
Pemimpin senior PIJ yang berbasis di Gaza, Dawood Shihab mengatakan kelompok itu akan tetap setia pada prinsip dan warisan Shalah. "Shalah adalah patriot Arab dan Muslim yang selalu percaya pada Palestina," kata dia.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, "Kami telah kehilangan seorang tokoh patriotik utama."
Gerakan Hamas yang berbasis di Gaza mengeluarkan pernyataan yang mengatakan "Shalah adalah salah satu pemimpin besar Palestina dan merupakan contoh kesabaran, ketahanan, kejujuran dan panutan sebagai pejuang".
Tak hanya Hamas, Fatah juga turut memberikan penghargaan kepada salah satu tokoh politik Palestina yang berpengaruh ini setelah beliau wafat.