REPUBLIKA.CO.ID,LEBAK -- Penerimaan Peserta Didik Baru secara online di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten menggunakan telepon seluler android, karena kesulitan jaringan internet dan tidak memiliki peralatan laptop.
"Sebagian besar siswa baru yang mendaftar secara online itu datang ke sekolah," kata Kepala SMAN 1 Warunggunung Kabupaten Lebak Hj Tuti Tuarsih di Lebak, Rabu (10/6).
Pemberlakuan PPDB secara online itu kebanyakan para siswa mengalami kesulitan untuk mendapatkan jaringan internet juga tidak memiliki peralatan laptop. Kebanyakan siswa di sini tinggal di pedalaman desa-desa di Kabupaten Lebak.
Karena itu, para siswa baru lebih memilih konsultasi agar dapat mengakses PPDB secara online dengan mendatangi sekolah. Panitia PPDB tentu memberikan informasi kepada siswa baru tersebut untuk mampu memproses pendaftaran secara online dengan mengakses situs resmi https://ppdb.sman1warunggunung.go.id.
"Semua siswa yang datang ke sini itu menggunakan hanphone android untuk mengakses situs pendaftaran secara online," katanya menjelaskan.
Menurut dia, pemberlakuan PPDB 2020 tentu pihak sekolah memperkuat jaringan teknologi informasi (TI) juga mengoptimalkan sistem server agar siswa yang mendaftar tidak menimbulkan masalah.
Penguatan jaringan TI dan pengoptimalan sistem server itu, kata dia, tentu proses PPDB berjalan lancar dan siswa dapat mengunduh dan mengunggah file-file persyaratan. "Kami sampai hari ini sudah masuk data pendaftaran sekitar 241 calon siswa baru dan dipastikan terus bertambah," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan, dirinya membuka pendaftaran siswa baru secara online dibuka tanggal 8-27 Juni 2020, namun pihak sekolah hanya menerima sebanyak 216 calon siswa baru akibat minimnya ruang kelas itu.
Pendaftar SMAN 1 Warunggunung terdiri dari siswa jalur prestasi akademis, perlombaan, afirmasi dan transmisi orang tua. "Kami berharap ke depan bisa menampung delapan kelas bagi calon siswa baru jika terdapat penambahan ruang kelas," katanya.
Sementara itu, Munawaroh, peserta PPDB dari jalur afirmasi atau keluarga miskin mengatakan dirinya mendaftarkan ke SMAN 1 Warunggunung itu, karena ditempat tinggalnya tidak memiliki peralatan laptop juga tidak ada jaringan internet.
Karena itu, dirinya bersama tiga teman lainya yang sama-sama lulusan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Cikulur ingin melanjutkan pendidikan ke sekolah ini. "Kami datang ke sekolah untuk konsultasi agar bisa mengakses pendaftaran secara online dengan menggunakan handphone android itu," katanya.