Rabu 17 Jun 2020 08:08 WIB

Positif di Kota Bogor 43 Orang, 60 Persen Terkait RS

Dinkes Jabar akan melakukan penijauan fasilitas kesehatan RS rujukan

Rep: Nugroho Habibi / Red: Hiru Muhammad
Sejumlah pengunjung berada di dalam restoran saat sidak penerapan protokol kesehatan di Kota Bogor, Jawa Barat, Ahad (7/6/2020). Dalam sidak tersebut sejumlah restoran di Kota Bogor masih belum menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran pandemi COVID-19 seperti pengukuran suhu tubuh, menjaga jarak duduk dan mengurangi kapasitas pengunjung sebanyak 50 persen dari kapasitas ruangan
Foto: ANTARA/ARIF FIRMANSYAH
Sejumlah pengunjung berada di dalam restoran saat sidak penerapan protokol kesehatan di Kota Bogor, Jawa Barat, Ahad (7/6/2020). Dalam sidak tersebut sejumlah restoran di Kota Bogor masih belum menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran pandemi COVID-19 seperti pengukuran suhu tubuh, menjaga jarak duduk dan mengurangi kapasitas pengunjung sebanyak 50 persen dari kapasitas ruangan

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--Jumlah pasien positif Covid-19 di Kota Bogor melonjak dalam seminggu terkahir. Berdasarkan data Gugus Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bogor sejak Rabu sampai Selasa (10-16/6) terjadi penambahan 43 kasus baru menjadi 162 orang.

"Dalam satu minggu ini naik 43 orang, 60 persen mereka adalah yang terkait dengan kegiatan di rumah sakit," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp, Selasa (16/6).

Berdasarkan analisis kasus positif Covid-19, Retno menjelaskan, sebagian besar kasus dalam seminggu ini berasal dari klaster rumah sakit. Artinya, sekitar 26 dari 43 kasus merupakan pasien dari tenaga kesehatan dan pasien beraktivitas di rumah sakit.

Bersama Dinkes Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar), Retno menjelaskan, pihaknya segera melakukan peninjauan fasilitas kesehatan. Dia menyatakan, rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Bogor ditinjau dan dinilai ulang segala protokol kesehatannya.

"Penilaian ini terkait kepatuhan terhadap PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeks), triage (pengelompokan) pasien, phisical distancing (jaga jarak), alur layanan, standar sarana prasarana, APD (alat pelindung diri) yang terstandar, pembersihan ruangan dan sebaginya," jelas dia.

Selain itu, Retno menguraikan, banyaknya kasus tersebut juga ditengarai gencarnya pelaksanaan rapid dan swab test di Kota Bogor yang telah dilakukan sekurangnya 10 ribu rapid dan swab test. Kemudian, lanjut dia, surveilans juga diperintahkan lebih aktif dalam melakukan pelacakan dan penelusuran kontak.

"Sebagai upaya pencegahan dini kita terus melakukan rapid dan swab test di tempat umum dan orang di lingkaran pasien Covid-19, seperti ODP dan PDP," tegas dia.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement