REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Juventus harus gigit jari karena dikalahkan Napoli lewat adu penalti pada laga final Coppa Italia di Stadio Olimpico, Roma, Kamis (18/6). Pelatih Bianconerri, Maurizio Sarri pun ogah berbincang-bincang dengan para pemainnya pascakekalahan tersebut. Eks pelatih Napoli ini merasa marah dan kecewa.
"Saya tidak bicara banyak ke pemain setelah pertandingan. Saya marah dan kecewa, sama seperti mereka. Hal terbaik saat ini yang harus dilakukan adalah tetap diam, kita akan bicara lagi besok pagi," ujarnya seperti dilansir Football Italia, Kamis (18/6). Tidak melihat ada kesalahan taktik yang dilakukan anak asuhnya.
Napoli dan Juventus bermain tanpa gol hingga babak tambahan waktu. Cristiano Ronaldo pun tak bisa berbuat banyak meski lebih diunggulkan untuk juara. Juventus pun gagal meraih dua trofi musim ini, yaitu Coppa Italia dan Piala Super Italia.
"Kekecewaan tetap ada, tapi saat ini kami tidak boleh berlebihan merasa begitu karena harus diakui kami tidak cukup tajam," kata Sarri
"Kami kehilangan beberapa pemain dan harus mengambil opsi berbeda dari biasanya. Kondisi fisik kami tidak optimal, kami menjaga bola dengan baik tapi ketajaman yang rendah menutup kesempatan mencetak gol," tambahnya.
Dia mengakui, skuatnya kesulitan melewati pemain lawan karena setiap pesepak bola punya kualitas membangun strategi. Namun dia kaget timnya kekurangan determinasi padahal sudah berkonsentrasi selama 90 menit.
"Kita tidak akan bisa apa-apa tanpa determinasi. Saya pikir masalahnya ada di karakteristik karena pemain sibuk terhadap pemain lainnya dan itu tidak berjalan dengan baik," ucapnya.
Sarri berpendapat, kurangnya ketajaman juga dialami oleh Cristiano Ronaldo sebagai ujung tombak Juventus. Ia mengaku kecewa terhadap kegagalan timnya merebut titel Coppa Italia.
"Dia (Ronaldo) fit, sama seperti Paulo Dybala dan Douglas Costa, dia cuma kurang tajam untuk mencapai kualitas terbaiknya," kata Sarri.