Kamis 18 Jun 2020 08:33 WIB

Apa Kabarmu Para Pemijat?

Para pemijat tunanetra banting setir untuk menghidupi keluarganya.

Rep: carep sz/ Red: Joko Sadewo
Panti pijat (ilustrasi)
Foto: IST
Panti pijat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Pandemi Covid-19 memberi dampak yang sangat signifikan bagi masyarakat, yang mengandalkan pekerjaan jasa. Tidak terkecuali kalangan tunanetra yang bekerja sebagai tukang pijit.

Karena kekhawatiran masyarakat akan penularan Covid-19, pelanggan yang badannya pegal-pegal pun banyak yang tidak berani mampir ke panti pijat tunanetra. Hasilnya, klinik pijat tunanetra pun sepi pelanggan.

Bagaimanapun juga para pekerja di sana tetap butuh penghasilan untuk menyambung hidup sehingga mereka harus putar otak untuk mencari alternatif pekerjaan lain. Dengan kondisi fisik yang mengalami keterbatasan, tentu saja ini bukanlah hal mudah.

Seperti dirasakan Aja Wijaya atau Aja, pemilik Klinik Pijat Tuna Netra Limas yang berlokasi di Jalan Sholeh Iskandar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. Sejak bulan April, klinik pijat yang menjadi sumber penghasilan utamanya ini tidak kunjung mendapatkan order. Akhirnya, pria berusia 69 tahun ini berjualan kerupuk kulit keliling dengan keterbatasannya.

Ditemui Republika.co.id di kediamannya pada Rabu (17/6), Aja mengungkapkan, sebelum terdampak Covid-19, Aja bisa mendapatkan rata-rata Rp 200 ribu per hari dari pelanggan yang memanggilnya ke rumah. Setidaknya tiga pelanggan menggunakan jasanya.

“Kebanyakan orang-orang perumahan itu sangat menjaga jarak. Mungkin karena itu mereka pada enggak manggil saya lagi,” tuturnya.

Tidak hanya itu, sebagai manusia biasa, Aja juga takut kena Covid-19. Karena itu, ia pun juga merasa harus menjaga jarak dengan orang lain. “Saya ke mana-mana juga pakai masker,” ungkapnya.

Saat pandemi Covid-19 seperti sekarang, pelanggan yang datang langsung pun anjlok drastis. Jangankan ada sat pelanggan per hari, ada satu orang dalam sepekan pun sudah alhamdulillah.

Dengan kondisi seperti ini, Aja pun banting setir. Ia mencoba untuk mencari rezeki dari jualan kerupuk kulit. Ia mengandalkan kerupuk kulit yang dikirim langsung pemasoknya dari Bekasi.

Dalam sehari, Aja berkeliling berjalan kaki dari rumahnya ke daerah Pomad, Tanah Baru, dan Vila Bogor Indah. Meskipun memiliki keterbatasan, Aja mengaku tetap menjalaninya. “Waktu tahun 1993, saya belajar dari organisasi yang menyalurkan pendidikan untuk tunanetra di Cisarua, Bandung. Salah satu yang diajarkan adalah orientasi mobilitas. Jadi, saya bisa jalan jauh dari teknik yang diajarkan,” kata Aja.

Biasanya Aja mulai berjualan pukul 08.00 WIB hingga 13.00 WIB. Ia bisa menjual paling banyak 30 bungkus kerupuk kulit dalam sehari. Meskipun sulit, Aja tetap menjalaninya. “Kalau jalan agak jauh memang capek, tapi masih ada empat anak yang belum kerja. Ada yang masih SMK, SMP, sama SD ada dua,”  kata Aja sambil tertawa.

Saat ini Aja mengaku sempat mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, yaitu untuk warga terdampak Covid-19. Bantuan tersebut berupa uang tunai. Aja mengatakan, bantuan itu sedikit membantu kehidupan sehari-hari. Namun, tentu saja ia tidak bisa hanya mengandalkan bantuan itu untuk menjalankan roda kehidupan keluarganya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement