Kamis 18 Jun 2020 14:23 WIB

New Normal dari Sudut Keislaman dan Sejarah

Melalui ilmu, orang Islam pasti bisa menghadapi kondisi apa pun.

Rep: binti sholikah/ Red: Ani Nursalikah
New Normal dari Sudut Keislaman dan Sejarah. Petugas dari  Biddokkes Polda Jabar memeriksa suhu tubuh jamaah yang akan melaksanakan ibadah Sholat Jumat di Masjid Raya Bandung, Jalan Dalem Kaum, Kota Bandung.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
New Normal dari Sudut Keislaman dan Sejarah. Petugas dari Biddokkes Polda Jabar memeriksa suhu tubuh jamaah yang akan melaksanakan ibadah Sholat Jumat di Masjid Raya Bandung, Jalan Dalem Kaum, Kota Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Syiar Kegiatan Islam (SKI) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mengadakan kajian daring dengan tema "Mengulik New Normal dari Sudut Keislaman, Budaya, dan Sejarah", akhir pekan lalu.

SKI FIB mengundang narasumber Ustadz Arif Wibowo yang sekaligus Direktur Pusat Studi Pemikiran Islam serta Fauzi Ichwani selaku Koordinator Pusat Solo Societeit. Fauzi Ichwani mengungkapkan terdapat beberapa pagebluk yang pernah melanda dunia pada masa lalu.

Baca Juga

"Pagebluk tersebut antara lain pes dan lepra pada era Khalifah Al-Wahid bin Abdul Malik 705-715 M, wabah yang menyerang Sultan Agung pada 1642 M, cacar di Batavia 1645 M, kolera di Jawa pada 1821 M yang gejalanya seperti buang air terus-menerus dan muntah-muntah. Dalam catatan perjalanan dokter Ahmad Ramali tahun 1930 M, dokter dari Bukittinggi yang menjadi dokter relawan tentang wabah di Semarang dan Jakarta ini mengajarkan kita harus menjaga kebersihan," jelas Fauzi, seperti tertulis dalam siaran pers, Rabu (17/6).

Selain itu, pada masa lampau terdapat beberapa manuskrip yang berisi mengenai wabah. Manuskrip tersebut ditulis oleh pujangga-pujangga kerajaan seperti Ranggawarsita. Manuskrip tersebut antara lain, Serat Pustaka Rajapurwa, Serat Lelampahan Jayapurusa, Serat Kalimataya, Serat Pitedhah Pamulasaraning Tiyang Sakit, dan Serat Walisana.