Jumat 19 Jun 2020 04:51 WIB

Sebanyak 9 Warga Bandung Meninggal Akibat DBD

Kasus DBD selalu tinggi salah satu faktornya karena wilayah endemis.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Hiru Muhammad
Pengasapan mampu mencegah berkembangnay wabah DBD
Foto: ACT
Pengasapan mampu mencegah berkembangnay wabah DBD

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Sebanyak 9 orang meninggal dunia pada periode Januari hingga Mei tahun 2020 akibat penyakit Demam Berdarah (DBD) sedangkan jumlah total penderita DBD mencapai 1.748 kasus. Jumlah tersebut relatif tinggi namun jika dibandingkan tahun 2019 cenderung menurun.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Rosye Arosdiani mengungkapkan jumlah kasus DBD periode Januari-Mei tinggi namun belum menyamai angka di tahun 2019 pada periode yang sama.  Menurutnya, kasus DBD selalu tinggi salah satu faktornya karena wilayah endemis.

"Kalau Kota Bandung memang endemis, jadi sepanjang tahun memang tinggi," ujarnya, Kamis (18/6). Menurutnya, tahun 2019 jumlah kasus periode Januari hingga Mei mencapai 3.201 dengan 11 orang masyarakat meninggal dunia.

Ia mengatakan, salah satu penyebab kasus DBD naik diantaranya letak geografis yang memiliki cekungan. Selain itu, diperkirakan terdapat tempat menjadi perindukan nyamuk. "Yang pasti belum optimal itu jadi bahan evaluasi kita semua," katanya.

Rosye menambahkan ditengah pandemi covid-19 pihaknya terus melakukan upaya pencegahan dan penanganan maksimal kasus DBD diantaranya melakukan gerakan satu rumah satu jumantik dan fogging. 

Selanjutnya, pelayanan di puskesmas dan rumah sakit tetap berjalan normal termasuk melayani yang terserang DBD.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement