REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Penumpang kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Bogor kembali mengalami peningkatan pada Senin (22/6). Berdasarkan catatan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) hingga pukul 11.00 WIB terdapat 12.896 penumpang KRL di Stasiun Bogor.
Vice President Corporate Communications PT KCI, Anne Purba menjelaskan, jumlah itu meningkat sebanyak sembilan persen dibandingkan Senin (15/6). Akibatnya, pengguna KRL mengantre hingga selasar dari area parkir Stasiun Bogor. Namun, antrean itu tetap berjalan dengan tertib.
"Untuk melayani antrean transaksi yang menggunakan Tiket Harian Berjaminan (THB) di Stasiun Bogor, petugas mengoperasikan tiga loket portabel yang diletakkan di area parkir stasiun," kata Anne saat dihubungi, Senin.
Anne menjelaskan peningkatan pengguna KRL itu lantaran mulai beraktivitasnya kembali sejumlah kegiatan, baik perkantoran maupun perniagaan seperti toko, mall, dan tempat pariwisata maupun hiburan. Karena itu, Anne meminta pengguna KRL dapat merencanakan waktu perjalanannya agar tidak terlalu padat.
Selain itu, ia menghimbau pengguna KRL menjalankan protokol kesehatan dengan tetap menggunakan masker, mencuci tangan, dan jaga jarak dengan mematuhi marka yang ada. "Dengan disiplin dan kerjasama yang baik kita pasti bisa terus bergerak, disiplin, produktif, dan aman," jelas Anne.
Sebelumnya, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyebut, sift kerja yang diberlakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta belum berjalan dengan baik. Sebab, jumlah penumpang KRL di Stasiun Bogor menuju Jakarta terus mengalami peningkatan.
"Sistem shift kerja belum berjalan. Kalau sudah berjalan tidak mungkin seperti ini (lebih padat). Itu catatan kita yang akan kami sampaikan ke Provinsi DKI Jakarta dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub)," kata Bima usai memantau kondisi di Stasiun Bogor.