Senin 22 Jun 2020 14:24 WIB

LPDB KUMKM Beri Pembiayaan ke Koperasi Pesantren Al Ittifaq

Pencairan pembiayaan ini masuk ke program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Santri mengemas sayuran di Pondok Pesantren Al Ittifaq, Ciburial, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Senin (22/6). Pondok pesantren yang memiliki 126 produk pertanian dan peternakan tersebut menerima pembiayaan dari LPDB KUMKM dengan akad mudharabah.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Santri mengemas sayuran di Pondok Pesantren Al Ittifaq, Ciburial, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Senin (22/6). Pondok pesantren yang memiliki 126 produk pertanian dan peternakan tersebut menerima pembiayaan dari LPDB KUMKM dengan akad mudharabah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (LPDB KUMKM) berencana menyalurkan pembiayaan ke Koperasi Pondok Pesantren (Koppontren) Al Ittifaq. Pekan ini, akad pembiayaan dana bergulir sebesar Rp 7,3 miliar untuk koperasi tersebut akan ditandatangani. 

"Dana bergulir itu sebagai modal kerja dan infrastruktur demi kepentingan ekspor produk," ujar Direktur Utama LPDB KUMKM Supomo melalui siaran pers yang diterima Republika pada Senin, (22/6).

Baca Juga

Supomo menambahkan, akad pembiayaan menggunakan pola mudharabah bagi modal kerja dengan nisbah bagi hasil 30 persen untuk LPDB-KUMKM dan 70 persen untuk koperasi. Jangka waktu pembiayaan selama 60 bulan sudah termasuk grace periode pengembalian pokok selama enam bulan.

Peran LPDB KUMKM, lanjut Supomo, tidak hanya memberikan pembiayaan, tetapi juga pendampingan. "Apalagi pencairan pembiayaan ini masuk ke program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Maka harus didampingi," kata dia.

Sesepuh Pondok Pesantren Al Ittifaq KH Fuad Affandi menjelaskan, Koppontren Al Ittifaq berdiri pada 6 Juni 1997. Koperasi ini memiliki total aset sebesar Rp 43,5 miliar per Desember 2019.

"Kita bergerak di sektor usah pertanian dan peternakan domba dan sapi," kata Kiai Fuad.

Kiai Fuad menambahkan, Koppontren Al Ittifaq menghasilkan beberapa komoditas unggulan seperti jeruk dekompon, horenzo (bayam Jepang), cabai, wortel Sinkuroda, Butter Nut Pumpkin (Labu madu), dan jagung. Pemasok hasil pertanian, sambungnya, terdiri dari 270 petani binaan yang tersebar di Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

KH Fuad menuturkan, hasil pertaniannya dipasarkan melalui jaringan supermarket Superindo, Yogya Supermarket, Aeon Mall BSD, hingga pasar-pasar tradisional. Selain penjualan secara konvensional, Koppontren Al Ittifaq juga melakukan penjualan secara online melalui aplikasi Alifmart.

Koppontren Al Ittifaq saat ini melakukan program kemitraan dengan Japan International Coorporation Agency (JICA) dan Progamma Uitzending Manajer (PUM) Belanda. Kiai Fuad mengatakan, pembiayaan dari LPDB KUMKM akan digunakan secara baik di antaranya untuk modal kerja serta investasi.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement