REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada dua perkara yang paling dikhawatirkan Rasulullah akan menghinggapi pribadi Muslim, yaitu mengikuti hawa nafsu dan thul al-amal (banyak angan-angan). Hawa nafsu dapat mengarahkan seorang Muslim jauh dari kebenaran. Sementara itu, pengharapan berlebihan (banyak angan-angan) mengakibatkan lalai akan kehidupan akhirat. Apalagi, setan akan terus melakukan tipu daya dan menebarkan bisikan jahat kepada anak Adam.
Alkisah, iblis pernah menampakkan diri di hadapan Nabi Yahya AS dengan membawa rantai yang dikalungkan di tubuhnya. Nabi Yahya pun bertanya ihwal benda tersebut. Iblis menjawab, "Ini adalah syahwat yang dibelenggukan kepada anak Adam."
Dari sinilah dapat disimpulkan, menurut Sayid Bakari al-Makki bin Sayid Muhammad Syatho ad-Dimyathii dalam karyanya Kifayat al-Atqiya' Wa Minhaj al-Ashfiya, kunci menggapai kebahagiaan dan kebaikan adalah melawan kedua perkara yang diperingatkan Rasulullah tersebut. "Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya." (QS an-Naziaat [79]: 40).