Jumat 26 Jun 2020 19:22 WIB

Mantan Bos Bukalapak tak Pandang Alibaba Musuh Telkom

Telkom dapat menjadikan perusahaan-perusahaan besar sebagai acuan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama Ririek Adriansyah (kiri) berbincang dengan Direktur Digital Business Muhammad Fajrin Rasyid usai acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2019 di Jakarta, Jumat (19/6).
Foto: Telkom Group
Direktur Utama Ririek Adriansyah (kiri) berbincang dengan Direktur Digital Business Muhammad Fajrin Rasyid usai acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2019 di Jakarta, Jumat (19/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Digital Business PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) Muhammad Fajrin Rasyid mengatakan industri digital merupakan ekosistem yang besar dan memiliki sifat yang dinamis. Ia mengambil contoh sejumlah perusahaan seperti Go-jek yang awalnya hanya sebagai layanan ride sharing atau Traveloka sebagai perusahaan jasa travel, kini menjajakan berbagai macam produk jasa di luar hal tersebut.

Telkom sebagai perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi, kata Fajrin, harus bisa melihat peluang dengan cermat. Fajrin juga enggan menjadikan perusahaan besar seperti Alibaba Group sebagi musuh.

Baca Juga

Menurutnya, Telkom dapat menjadikan perusahaan-perusahaan besar sebagai acuan. "Kita tidak harus pandang mereka ini musuh tapi kita melihat ke internal kita apa yang jadi kekuatan dan kelemahan kita, ketika kita ingin ekspansi bagaimana kita bisa melakukan hal tersebut," ujar Fajrin dalam diskusi virtual bertajuk "Indonesia Muda Club" yang diselenggarakan Kementerian BUMN pada Jumat (26/6).

Fajrin mengaku ingin mendorong transformasi digital di Telkom dengan bisnis model yang lebih efisien tanpa mengabaikan standar operasional (SOP) yang berlaku. Dalam era digital saat ini, kata Fajrin, Telkom bisa melakukan pengembangan digital secara mandiri, namun tidak kemungkinan menggandeng perusahaan lain untuk bekerja sama, investasi, atau akuisisi.

"Saya tidak bahas spesifik perusahaan-perusahaan, tapi Telkom sudah punya layanan-layanan yang ada, kita punya sudah layanan end to end, dari mulai konektivitas, platform, dan servis," lanjut pria yang pernah menjabat sebagai Presiden Bukalapak ini.

Fajrin menyampaikan selama ini Telkom dikenal memiliki kekuatan dan pengalaman dari aspek konektivitas digital di Indonesia, namun belum optimal untuk sektor digital platform maupun digital service yang memiliki karakteristik berbeda.

"Kita akan memanfaatkan (transformasi digital) menuju ke arah yang lebih atas (dengan) tidak meninggalkan konektivitas digital, tapi ekspansi ke arah digital services dan digital platform," ucap Fajrin menambahkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement