Selasa 30 Jun 2020 10:54 WIB

Penyuluh Dukung Petani Soppeng Budidaya Sayuran Organik

Penyuluh mengajak petani dan warga budidaya sayuran di lahan pekarangan

Penyuluh mengembangkan demonstration plotting (Demplot) budidaya sayuran semi organik sebelum menerapkannya pada lahan pekarangan petani maupun milik warga setempat (ilustrasi).
Foto: dok Kementan
Penyuluh mengembangkan demonstration plotting (Demplot) budidaya sayuran semi organik sebelum menerapkannya pada lahan pekarangan petani maupun milik warga setempat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  SOPPENG -- Penyuluh pertanian BPP Marioriawa di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, tetap aktif mendampingi petani di tengah pandemi Covid-19. Penyuluh mengembangkan demonstration plotting (Demplot) budidaya sayuran semi organik sebelum menerapkannya pada lahan pekarangan petani maupun milik warga setempat.

Koordinator BPP Marioriawa, Syarifuddin mengatakan bahwa Demplot di lingkungan balai penyuluhan pertanian (BPP) merupakan tempat pembelajaran bagi penyuluh. Demplot penting dilakukan untuk menerapkan teknologi baru budidaya tanaman pangan dan hortikultura sebelum petani, kelompok tani (Poktan) dan gabungan kelompok tani (Gapoktan) menerapkan di lahan pertanian mereka.

"Kami berterima kasih pada penyuluh BPP Marioriawa, karena sukarela membantu dalam upaya menyediakan sayuran segar untuk konsumsi petugas dan masyarakat,” kata Muhamad Sabir, petani di Desa Panincong yang juga anggota Poktan Iyate. 

Kinerja BPP Marioriawa diapresiasi Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Soppeng, A Fajar. Penyuluh mengajak petani dan warga memanfaatkan lahan pekarangan untuk bercocok tanam atau beternak. 

"Apabila setiap keluarga di Soppeng memanfaatkan lahan pekarangan untuk bercocok tanam, untuk memenuhi kebutuhan pangan di tengah pandemi Covid-19. Pangan sangat penting untuk memenuhi kebutuhan mendukung kekebalan tubuh," kata A Fajar.

Penyuluh Pusat, Wellyana Sitanggang di Kementerian Pertanian RI selaku pendamping kegiatan penyuluhan pertanian di Provinsi Sulawesi Selatan mengatakan kinerja BPP Marioriawa sejalan dengan Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang inisiasi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo."Pangan lokal yang sehat dan bergizi dapat diperoleh dengan memanfaatkan pekarangan di sekitar kita. Menghadapi pelemahan ekonomi dan dampak pandemi, jawabannya adalah pertanian," kata Mentan Syahrul dalam berbagai kesempatan.

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi berpendapat senada tentang manfaat P2L apabila lahan pekarangan dikelola serius dapat menambah pendapatan keluarga. "Bisa dikonsumsi sendiri. Kelebihan hasil bisa dijual."

Syarifuddin menambahkan BPP Marioriawa didukung alat mesin pertanian (Alsintan) untuk meningkatkan produktifitas pertanian di antaranya traktor roda dua (TR2) 320 unit, TR4 sebanyak 23 unit, mesin panen combine harvester 17 unit, mendukung peningkatan hasil panen padi hingga tujuh ton per hektar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement