Selasa 30 Jun 2020 13:31 WIB

Ini Alasan RSUD Dr Soetomo Tolak APD dari Pemkot Surabaya

Stok APD yang dimiliki RSUD dr Soetomo masih sangat cukup.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi.
Foto: Dok Unair
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dirut RSUD dr Soetomo Surabaya, Joni Wahyuhadi, menegaskan, alasan rumah sakit yang dipimpinnya menolak bantuan alat pelindung diri (APD) dari Pemerintah Kota Surabaya karena stok yang dimiliki masih sangat cukup. Karena itu, Joni menyarankan, jika Pemkot Surabaya mau menyumbangkan APD, lebih baik ke rumah sakit yang lebih membutuhkan. Dia mencontohkan rumah sakit lapangan Covid-19 Jatim, yang menurut dia lebih butuh bantuan.

"Masker bedah saja kita masih 156 ribu. Kami kebijakanannya tidak mau menyimpan di gudang terlalu banyak. Karena kalau nyimpan di gudang terlalu banyak berisiko. Risiko hilang, risiko kebakaran," kata Joni di Surabaya, Selasa (30/6).

Joni mengakui hingga saat ini pun bantuan ke RSUD dr Soetomo terus mengalir, baik dari pihak swasta maupun pemerintah. Sumbangan tersebut, menurut Joni, hanya akan diterima kalau penyalurannya sesuai aturan. Selain itu, bantuan yang diterima disesuaikan dengan kebutuhan.

"Sumbangan itu kami terima kalau sesuai aturan. Barang pun yang kita perlukan. Semua sumbangan-sumbangan itu juga kita catat. Terus oleh KPK diminta upload dengan perkiraan harganya," ujar Joni.

Joni juga mengaku tidak khawatir ketika alat pelindung diri yang ada di RSUD dr Soetomo menipis. Pasalnya, menurut dia, gugus tugas pusat maupun Kemenkes biasanya siap membantu. "Jadi, pada saat mau habis biasanya kami beli atau minta ke gugus tugas pusat atau kirim surat ke Kemenkes. Biasanya cepat responsnya," kata Joni.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menggelar audiensi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Jawa Timur di Dapur Umum, Balai Kota Surabaya, Senin (29/6). Audiensi tersebut diwarnai drama sujud yang dilakukan wali kota perempuan pertama di Surabaya tersebut. Bahkan, Risma dua kali bersujud di hadapan para dokter.

Risma mengaku sudah berusaha menjalin komunikasi yang baik dengan pihak RSUD dr Soetomo. Namun, ketika hendak mengirimkan bantuan APD, pihak rumah sakit menolaknya. "Saya tidak bisa bantu ke sana, Pak, padahal rumah sakit lain kami bisa," kata Risma.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement