Kamis 02 Jul 2020 04:30 WIB

Banyak Orang tak Sadar Idap Hepatitis B

Jumlah pengidap hepatitis B di Indonesia tergolong tinggi.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Vaksin Hepatitis B. Penyakit ini kerap tak disadari di tahap awal karena umumnya tak bergejala.
Foto: Antara/Agus Bebeng
Vaksin Hepatitis B. Penyakit ini kerap tak disadari di tahap awal karena umumnya tak bergejala.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia termasuk negara dengan pengidap hepatitis B yang tinggi. Ironisnya, cukup banyak orang yang tak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit tersebut.

Hepatitis B kerap tak disadari di tahap awal karena umumnya tak bergejala. Oleh karena itu, penyakit ini kerap dianggap sebagai silent killer atau pembunuh diam-diam.

Baca Juga

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa prevalensi HBsAg positif di Indonesia adalah 7,1 persen. Proporsi HBsAg positif pada kelompok balita diketahui sebesar 4,2 persen.

"Sayangnya, para pengidap hepatitis B sebagian besar tidak menyadari sampai timbul komplikasi atau terlambat," ungkap Dr dr Irsan Hasan SpPD-KGEH FINASIM dalam webinar yang diselenggarakan Kalbe Ethical Customer Care (KECC) dan Hepamax.

Irsan mengungkapkan, dua poin penting mengenai hepatitis B yang perlu diketahui masyarakat. Berikut adalah kedua poin penting tersebut.

Gambaran penyakit

Hepatitis B merupakan peradangan hati yang disebabkan oleh virus dari famili Hepadnaviridae. Hepatitis B bisa bersifat akut atau kronis.

Hepatitis B akut merupakan hepatitis yang baru terkena pada usia dewasa. Hepatitis B akut sering kali tanpa gejala, namun gejala seperti kuning di mata dan kulit bisa timbul.

"Misalnya, dokter nggak sengaja ketusuk jarum habis nyuntik pasien, ternyata pasiennya hepatitis B, dia bisa timbul gejala, matanya kuning, atau mual dan sebagainya," jelas Irsan.

Akan tetapi, kebanyakan kasus hepatitis B adalah hepatitis B kronik yang didapatkan sejak bayi. Hepatitis B kronis umumnya tanpa gejala, dan biasanya baru terdeteksi setelah timbul komplikasi sirosis.

Pada sirosis, hati atau liver akan tampak berbenjol-benjol, ukurannya mengecil lalu menjadi keras. Sirosis bisa berkembang menjadi kanker hati.

"Sirosis itu adalah salah satu komplikasi jangka panjang kalau pengidap hepatitis B yang tidak diobati selama bertahun-tahun," ungkap Irsan.

Gejala setelah komplikasi

Organ hati memiliki lebih dari 500 fungsi. Ketika pengidap hepatitis B sudah mengalami komplikasi sirosis, maka gejala yang timbul bisa sangat beragam. Beberapa di antaranya adalah mual, tidak nafsu makan, Hb rendah, trombositopenia, kuning pada mata hingga, penumpukan cairan pada perut atau asites.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement