Kamis 02 Jul 2020 17:21 WIB

Renungan dari Leiden: Indonesia, Cita yang Kian Menjauh?

Benarkah cita-cita Indonesia merdeka kian menjauh?

Red: Muhammad Subarkah
Bung Karno dan Bung Hatta pada peristiwa pembacaan teks proklamasi di hari Jumat, pukul 10.00 pagi, pada 17 Agustus 1945, di Jl Pegangsaan Timur, Jakarta.
Foto: Arsip nasional
Bung Karno dan Bung Hatta pada peristiwa pembacaan teks proklamasi di hari Jumat, pukul 10.00 pagi, pada 17 Agustus 1945, di Jl Pegangsaan Timur, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh: DR Suryadi, Dosem Universitas Leiden, Belanda.

Di tengah gonjang-ganjing politik yang makin membuncah ke seluruh pelosok negeri, kian melebarnya jurang kaya-miskin, perusakan alam lingkungan yang tak terkendali, budaya korupsi yang semakin meruyak dalam segala lapisan birokrasi negara, eksploitasi sumber daya alam negeri ini oleh orang asing tanpa dapat dicegah, dan sangkarut agama-negara yang makin tidak berkeruncingan, adakah Anda sempat memikirkan apa manfaat republik yang diproklamirkan oleh Soekarno-Hatta ini untuk rakyat berderai?

Sebelum semuanya terlanjur rusak binasa, marilah bangsa ini berefleksi dan memperjelas lagi destinasi akhir perjuangannya. Inilah masa yang tepat untuk memikirkan kembali tujuan didirikannya Republik Indonesia oleh para founding fathers bangsa kita, merenungkannya secara lebih mendalam, sebelum cemoohan orang Belanda dulu, bahwa ‘orang Indonesia belum siap untuk jadi orang merdeka’ benar-benar akan menjadi kenyataan.

Apakah sebabnya negeri ini makin kehilangan pemimpin yang berpihak kepada rakyatnya? Mengapa para politisi kita larut dalam kehidupan mewah, nyaris kehilangan moral dan tega mengabaikan sumpah janji mereka untuk menyejahterakan bangsa ini? Apa yang salah pada golongan terpelajar kita di zaman ini sehingga mereka makin kehilangan tidak hanya wibawa tapi juga idealismenya?