REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Warga di Desa Singdangasih dan Desa Cayur, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya, membuat jalan darurat agar dapat melintasi Sungai Cimedang. Sebab, jembatan yang menghubungkan kedua desa itu terputus akibat banjir bandang pada Jumat (19/6). Namun, hingga saat ini belum ada penanganan yang dilakukan aparat terkait.
Kepala Desa Cayur, Akhmad Kaffi mengatakan, jembatan darurat itu dibuat atas inisiatif dan swadaya warga sekitar. Sebab, setelah berhari-hari jembatan itu terputus, tak ada penanganan yang dilakukan oleh pemerintah.
"Itu atas inisiatif dan dilakukan secara swadaya oleh warga," kata dia, saat dihubungi Republika beberapa waktu lalu.
Menurut dia, hingga saat ini belum ada kepastian soal penanganan jembatan yang terputus itu. Namun, lanjut dia, rencananya baru ada kepastian soal penanganan jembatan putus itu dalam beberapa waktu ke depan.
Ia mengatakan, untuk sementara, warga dapat melintasi jembatan itu dengan kendaraan bermotor. Kendati demikian, jembatan itu berbahaya jika terjadi banjir bandang susulan.
"Kalau banjir lagi, pasti terbawa jembatannya," kata dia.
Ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Asep Sopari Al Ayubi mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan permasalahan jembatan putus di lokasi itu ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Tasikmalaya. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya diminta untuk segera menyediakan jembatan alternatif.
"Mereka mengajukan peminjaman jembatan bailey ke provinsi," kata dia.
Namun, lantaran proses penanganan itu memerlukan waktu, warga berinisiatif untuk memanfaatkan konstruksi bekas jembatan lama di hilir yang tak lagi digunakan. Bekas konstruksi itu diberi kayu, sehingga bisa dilintasi kendaraan roda dua.
"Sekarang masyarakat mau swadaya jalan itu bisa digunakan mobil, menggunakan pohon kelapa," kata dia.