REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Pemerintah Jepang di Tokyo melaporkan kapal penjaga pantai China telah dua kali menyusup ke perairan teritorial negaranya dalam empat hari terakhir, Senin (6/7). Kondisi ini memaksa kapal penjaga pantai Jepang melakukan pemblokiran kapal-kapal China yang mendekati kapal penangkap ikan Jepang.
Kapal-kapal China mendekat empat kilometer dari Kepulauan Senkaku yang dikuasai Jepang. Kondisi ini melanggar batas karena melampaui batas 19,3 kilometer yang diakui secara internasional. Internasional menetapkan batasi itu sebagai perairan negara, Pantai Jepang.
Penjaga pantai Jepang, menyatakan, kapal pemerintah China kini telah menghabiskan 84 hari di perairan di sekitar pulau-pulau itu. Seperti dikutip dari CNN, Sekretaris Kabinet utama Jepang, Yoshihide Suga, mengatakan, Tokyo telah berulang kali mengajukan protes diplomatik kepada Beijing atas kehadiran kapal-kapalnya.
Baik Tokyo dan Beijing mengklaim pulau-pulau yang tidak berpenghuni sekitar wilayah itu, meski Jepang telah mengelola pulau-pulau itu sejak 1972.
Laporan penjaga pantai, patroli Cina di kepulauan perairan Jepang sejak 2 Juni menjadi yang terpanjang karena menghabiskan 30 jam dan 40 jam. Kapal-kapal China berlayar sekitar empat hingga enam hingga 10 kilometer dari pulau-pulau itu.
Ketegangan atas wilayah 1.900 kilometer barat daya Tokyo ini selama bertahun-tahun. Namun, suasana semakin memanas bulan lalu, dengan persetujuan Dewan Kota Okinawa tentang undang-undang yang mengubah status administratif kepulauan.
Pemungutan suara telah menegaskan bahwa pulau itu adalah bagian dari wilayah Jepang. Hal ini menimbulkan protes keras dari Beijing.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, menyatakan awal pekan ini, bahwa itu adalah hak China untuk berpatroli di perairan di sekitar pulau. Beijing mendesak Jepang untuk berhenti melanggar kedaulatan negara.
Di bawah pakta pertahanan bersama dengan Tokyo, Amerika Serikat berkewajiban untuk mempertahankan pulau-pulau tersebut sebagai bagian dari wilayah Jepang. Munculnya hubungan pertahanan Jepang dengan India mungkin juga menambah ketegangan antara Tokyo dan Beijing.