Selasa 07 Jul 2020 16:12 WIB

DIY Pertimbangkan Sanksi Bagi Pelanggar Protokol Kesehatan

Kasus positif Covid-19 masih terus bertambah di DIY.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Hiru Muhammad
Petugas Biddokkes Polda DIY mengambil sampel darah sejumlah santri saat tes diagnostik cepat (rapid test) COVID-19 di Pondok Pesantren Ora Aji, Kalasan, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (4/7/2020). Rapid test di Pondok Pesantren Ora Aji milik Gus Miftah untuk santri yang baru saja tiba dari luar kota tersebut sebagai upaya meminimalisir penularan COVID-19 dilingkungan pesantren.
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Petugas Biddokkes Polda DIY mengambil sampel darah sejumlah santri saat tes diagnostik cepat (rapid test) COVID-19 di Pondok Pesantren Ora Aji, Kalasan, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (4/7/2020). Rapid test di Pondok Pesantren Ora Aji milik Gus Miftah untuk santri yang baru saja tiba dari luar kota tersebut sebagai upaya meminimalisir penularan COVID-19 dilingkungan pesantren.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Pemerintah Daerah (Pemda) DIY mempertimbangkan untuk memberikan sanksi bagi warga yang melanggar protokol kesehatan Covid-19. Pemda DIY saat ini hanya memberikan peringatan terhadap warga yang tidak menjalankan protokol kesehatan.

"UU kebencanaan itu tidak ada ketentuan yang mengatur (sanksi) itu, yang mengatur UU karantina. Kita pelajari itu, apa memungkinkan untuk memberikan sanksi kepada mereka yang tidak taat," kata Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (7/7).

Saat ini, kasus positif Covid-19 masih terus bertambah di DIY. Rata-rata, kasus positif baru ini memiliki riwayat perjalanan dari luar DIY.  Walaupun begitu, pihaknya tidak bisa melarang warga yang keluar masuk ke DIY. "Walaupun kita tahu faktanya seperti itu, tapi tidak bisa (mengatakan) kamu jangan pergi dari Yogya," ujarnya.

Untuk itu, ia tetap meminta masyarakat agar tetap tinggal di rumah jika tidak ada hal yang mengharuskan untuk keluar. Sultan menyebut, pihaknya akan melakukan pelacakan dengan cepat jika ditemukan kasus positif.

"Tapi kalau ada keperluan yang akhirnya harus pergi dari Yogya, tapi pulangnya bawa penyakit, kita swab dengan cepat sebelum terjadi penularan. Hanya itu saja yang kita lakukan," kata Sultan.

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement