REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di masa pandemi ini, dinilai terlalu berisiko oleh peserta.
"Bagi saya ikut tes di masa pandemi terlalu beresiko. Resikonya tinggi. Apalagi ada peserta yang berasal dari zona merah. Ya, sangat beresiko kita tertular. Tapi mudah-mudahan sih tidak," ujar salah seorang peserta di Kampus UPI, M Faizal Pratama, usai mengikuti rapdi test di Kampus UPI, Jalan Setiabudi, Kota Bandung, Selasa (7/7).
Faizal mengatakan, ia beruntung protokol kesehatan yang diterapkan panitia cukup ketat. Apa saja yang yang dibolehkan dan yang wajib dilakukan oleh seluruh peserta UTBK, sudah tersosialisasikan dengan jelas.
"Protokol kesehatan dijaga betul dan selalu diingatkan oleh panitia. Mulai masuk ruangan, saat di ruangan, setelah ujian, dan saat rapid test," katanya.