REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO - Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur menjadwalkan tracing atau penelusuran kesehatan 92 santri dan pengasuh Pondok Modern Darussalam Gontor 2 di Desa Madusari, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo yang diduga terlibat kontak erat dengan santri asal Sidoarjo yang terkonfirmasi positif Covid-19.
"Kami koordinasi dengan pihak ponpes untuk mengetahui riwayat kontak dengan santri tersebut. Sampai saat ini rencananya kami akan melakukan pemeriksaan pada 92 orang (santri) kontak," kata Kepala Dinas kesehatan Kabupaten Ponorogo Rahayu Kusdarini, Selasa (7/7).
Nama-nama santri dan pengurus pondok yang akan diperiksa sudah dikantongi pihak dinkes. Teknis pemeriksaannya tidak sebatas dengan metode tes cepat atau rapid test Covid-19. Namun juga dengan metode tes usap atau swab test.
"Untuk swab test maupun rapid tes dua-duanya akan dilakukan besok," katanya.
Kasus Covid-19 di Pondok Modern Darussalam Gontor 2 yang berada di Kecamatan Siman itu bermula saat seorang santri laki-laki berusia 17 tahun datang kembali ke pondok tersebut pada Rabu (17/6) tanpa membawa surat keterangan sehat dengan hasil tes cepat Covid-19 dari daerah asal.
Sekitar dua pekan kemudian Dinkes Jatim mendapatkan informasi bila ayah kandung santri putra itu terkonfirmasi positif Covid-19. Dinkes Ponorogo kemudian mengambil langkah untuk memeriksa tes usap pada santri asal Sidoarjo itu.
Hasilnya keluar Senin (6/7) dengan keterangan positif Covid-19, sehingga langsung dilakukan isolasi di RSUD dr. Hardjono, Ponorogo. Pemerintah Kabupaten Ponorogo kemudian melakukan tindakan cepat dengan menutup akses masuk sementara ke Pondok Modern Darussalam Gontor 2 yang berada di Desa Madusari, Kecamatan Siman, termasuk bagi warga sekitar.