Rabu 08 Jul 2020 12:58 WIB

Studi di Spanyol Ragukan Efektivitas Herd Immunity

Herd immunity dapat dicapai hanya jika dibarengi dengan vaksinasi secara luas.

Rep: Gumanti Awaliyah, Idealisa Masyrafina/ Red: Reiny Dwinanda
Petugas medis merawat pasien coronavirus di rumah sakit lapangan sementara yang didirikan di Ifema convention and exhibition centre, Madrid, Spanyol, Selasa (31/3). Penelitian yang melibatkan lebih dari 60 ribu orang mengungkap, hanya sekitar lima persen dari populasi Spanyol yang mengembangkan antibodi virus corona.
Foto: EPA/MADRID REGIONAL PRESIDENCY
Petugas medis merawat pasien coronavirus di rumah sakit lapangan sementara yang didirikan di Ifema convention and exhibition centre, Madrid, Spanyol, Selasa (31/3). Penelitian yang melibatkan lebih dari 60 ribu orang mengungkap, hanya sekitar lima persen dari populasi Spanyol yang mengembangkan antibodi virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian di Spanyol telah meragukan efektivitas herd immunity dalam mengatasi Covid-19. Diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet, studi ini melibatkan lebih dari 60 ribu orang dan memperkirakan bahwa hanya sekitar lima persen dari populasi Spanyol yang mengembangkan antibodi.

Herd immunity dicapai ketika cukup banyak orang menjadi kebal terhadap virus untuk menghentikan penyebarannya. Sekitar 70 persen hingga 90 persen populasi harus kebal terhadap virus untuk melindungi yang mereka tidak terinfeksi.

Baca Juga

Menurut laporan studi, prevalensi antibodi Covid-19 di wilayah pesisir Spanyol di bawah tiga persen. Sementara itu, di wilayah Spanyol dengan wabah yang luas, antibodinya lebih tinggi.

"Meskipun dampak Covid-19 di Spanyol meluas, perkiraan prevalensi tetap rendah dan jelas ini tidak cukup membuat populasi kebal akan virus. Kekebalan kelompok hanya akan menyebabkan tingginya kematian pada populasi rentan dan membebani sistem kesehatan secara berlebih," kata penulis studi seperti dilansir BBC pada Rabu (8/7).

photo
Beda Herd Immunity Alami dan Via Vaksinasi - (Republika)

Menurut peneliti, dalam situasi saat ini, langkah-langkah penerapan jarak sosial dan upaya untuk mengidentifikasi serta mengisolasi kasus-kasus baru sangat penting untuk pengendalian pandemi di masa depan. Studi ini dianggap sebagai studi terbesar dari jenisnya pada virus corona di Eropa.

Juru Bicara Masyarakat Inggris untuk Imunologi Prof Danny Altmann menggambarkan studi ini sebagai hal yang serius. Menurut dia, temuan ini memperkuat gagasan bahwa dalam melawan virus mematikan yang menginduksi kekebalan tubuh, identifikasi vaksin menjadi solusi terbaik.

Sejauh ini, Spanyol telah mencatat lebih dari seperempat juta kasus dan sedikitnya 28.385 kematian. Tetapi angka kematian setiap harinya telah menurun selama hampir tiga pekan terakhir.

Herd immunity dapat dicapai dengan optimal jika dibarengi dengan vaksinasi secara luas. Jika cukup banyak orang yang kebal terhadap suatu penyakit, kecil kemungkinan virus terus menyebar dari orang ke orang.

Membiarkan infeksi virus corona meluas dan mempertaruhkan banyak nyawa bukanlah suatu pilihan, yang ada itu hanya membahayakan nyawa orang banyak. Dan, hingga kini, belum ada vaksin untuk virus corona meskipun ratusan ahli sedang mengembangkannya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement