Jumat 17 Jul 2020 06:00 WIB

Pencarian Korban Banjir Luwu Utara Terus Dilakukan

Sebanyak 69 orang masih hilang dan 24 ditemukan meninggal.

Bangkai hewan ternak terdampar di tumpukan material lumpur yang diterjang banjir bandang di Sungai Salukula, Kecamatan Masammba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Kamis (16/7/2020).
Foto: ANTARA /ABRIAWAN ABHE
Bangkai hewan ternak terdampar di tumpukan material lumpur yang diterjang banjir bandang di Sungai Salukula, Kecamatan Masammba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Kamis (16/7/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR—Hingga hari ketiga banjir bandang yang menerjang Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan jumlah korban masih bertambah. Tercatat, sampai Kamis (16/7), korban meninggal mencapai 24 orang. Kepala BPBD Luwu Utara Muslim Muchtar menuturkan, selain korban meninggal, saat ini korban hilang akibat banjir masih sebanyak 69 orang.

Muslim mengaku, pihaknya saat ini fokus untuk mencari korban hilang. "Fokus pada Kamis (16/7), pencarian orang hilang. Dari data yang ada, 69 orang yang hilang, kemudian yang ditemukan meninggal itu ada 24 orang," kata Muslim, Kamis (16/7).

Menurut Muslim, BPBD dan Kantor Pencarian dan Pertolongan sudah mengerahkan petugas untuk menemukan warga yang dilaporkan hilang akibat bencana banjir bandang di Luwu Utara. Pada Senin (13/7), banjir melanda Kecamatan Masamba, Sabbang, Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke, dan Malangke Barat di Kabupaten Luwu Utara.

Banjir di wilayah itu menyebabkan 4.930 rumah terendam, 10 rumah hanyut, 213 rumah tertimbun pasir bercampur lumpur, satu Kantor Koramil 1403-11 terendam air dan lumpur, jembatan antar desa terputus, dan jalan lintas provinsi tertimbun lumpur. Menurut data BPBD, banjir memaksa 156 kepala keluarga yang terdiri atas 655 orang mengungsi dan berdampak pada 4.202 keluarga yang terdiri atas 15.994 orang.

Muslim mengatakan ada 39 titik pengungsian korban banjir di Luwu Utara. Pemerintah daerah menyiapkan 20 tempat pengungsian bagi korban banjir.Korban banjir masih membutuhkan bantuan makanan hingga dua atau tiga hari ke depan serta perangkat sanitasi portabel dan alat berat untuk membersihkan area terdampakbanjir. "Kenapa ini penting karena kita sekarang semua infrastruktur rusak, termasuk sanitasi karena itu sanitasi portabel dibutuhkan. Karena sering mati (listrik), maka kita butuh lampu portabel," kata Muslim.

Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani mengatakan curah hujan tinggi menyebabkan tanah longsor. "Penyebab banjir karena terjadinya longsoran yang cukup besar di Pegunungan Lero yang mengarah ke Sungai Radda," ujar Indah. Demikian juga di pegunungan lainnya yang mengarah ke Sungai Masamba. "Jadi ini betul-betul karena curah hujan yang sangat tinggi dan menyebabkan longsoran lebih dari 20 titik di pegunungan tersebut," katanya.

Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat (PUPR) Mochamad Basoeki Hadimoeljono melakukan kunjungan ke Luwu Utara sekaligus meninjau lokasi banjir dan longsor yang terjadi di wilayah itu, Kamis. Usai bertemu Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah di Bandara Bua, Kabupaten Luwu, Menteri PUPR langsung meninjau jalan dan jembatan di Masamba lewat jalur darat.

Sedangkan Gubernur dan Muspida meninjau hulu sungai menggunakan helikopter milik TNI-AU.Saat tiba di Bandara Andi Djemma, Nurdin menyaksikan penyerahan bantuan yang diberikan oleh Forkopimda Sulsel kepada Pemkab Luwu Utara. "Bantuan ini akan datang lebih banyak lagi. Ini adalah wujud keprihatinan kita dan kami juga ucapan bela sungkawa yang mendalam," kata Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement