Ahad 19 Jul 2020 12:24 WIB

SKK Migas: Produksi Hulu Pertamina Meleset Karena Efisiensi

SKK Migas akan berdiskusi dengan Pertamina agar menahan pemotongan belanja modal.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
SKK Migas. SKK Migas menyatakan, tidak tercapainya target lifting dan produksi Pertamina Group di sektor hulu karena Pertamina melakukan efisiensi belanja modal.
Foto: Migas
SKK Migas. SKK Migas menyatakan, tidak tercapainya target lifting dan produksi Pertamina Group di sektor hulu karena Pertamina melakukan efisiensi belanja modal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan, di awal April, Dirut Pertamina Nicke Widyawati memang telah mengirimkan surat terkait adanya efisiensi dengan mengurangi belanja modal termasuk di hulu.

Pemangkasan belanja modal tersebut tentunya berdampak pada program kerja. Oleh karenan itu, SKK Migas akan berdiskusi kembali dengan Pertamina agar sekiranya bisa menahan pemotongan belanja modal tersebut.

Baca Juga

"Ini yang kita diskusikan lagi secara insentif. (Belanja modal) Perlu dikembalikan lagi karena dari situ ada catatan kalau pengurangan program kerja mengurangi produksi, ini harus kita ulas kembali," kata Julius, Sabtu (18/7).

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto pun sudah mengatakan, ada empat anak usaha Pertamina di sektor hulu yang tidak mencapai target lifting dan produksi. Karena itu, SKK Migas memberikan teguran.

"Yang merah-merah kita kirimi surat cinta. Memang kita secara serius sudah sampaikan juga review tentang capaian pada Pertamina Group," kata Dwi.

Dalam kinerja produksi minyak, empat anak usaha Pertamina yang masuk dalam top 15 produsen terbesar mencatatkan kinerja merah di antaranya PT Pertamina EP dengan realisasi produksi baru 80.499 barel per hari (bph) atau 89,4 persen dari target APBN 2020 90.000 bph dan 94,7 persen dari target rencana kerja dan anggaran (work program and budget/WP&B) 85 ribu bph.

Kemudian PT Pertamina Hulu Energi Oses dengan realisasi produksi 26.715 bph atau 84,3 persen dari target APBN yang sebesar 28.007 bph dan 86,5 persen dari target WP&B sebesar 30.886 bph.

Lalu PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur realisasi 10.387 bph atau 91,3 persen dari target APBN ataupun WP&B 11.380 bph. Selanjutnya konsorsium BOB PT Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu dengan realisasi 9.271 bph atau 75,8 persen dari target APBN 12.239 bph dan 88,2 persen dari target WP&B 10.511 bph.

Dwi mengatakan, setiap bulan SKK Migas selalu mengevaluasi kinerja KKKS yang memiliki rapor merah, termasuk Pertamina Group. SKK Migas pun telah menyampaikan peringatan-peringatan dan memanggil KKKS tersebut untuk berdiskusi lebih lanjut terkait kinerja tersebut.

Selain Pertamina, ada juga empat KKKS lain yang realiasinya merah. Pertama, Petrochina Jabung realisasi 16.376 bph atau 90,5 persen dari target APBN 18.102 bph. Kedua, Petronas Carigali realisasi 8.592 bph atau 66,7 persen dari target APBN 12.877 bph.

Ketiga, Medco E&P Rimau realisasi 6.770 bph atau 97,9 persen dari target APBN 6.913 bph. Keempat, ConocoPhillips realisasi 6.356 bph atau 85,8 persen dari target APBN 7.410 bph.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement