Rabu 22 Jul 2020 16:18 WIB

Jajak Pendapat: Industri Jepang Rebound pada Juni

Ekonom memprediksi output pabrik tumbuh 1,2 persen dari bulan ke bulan pada Juni.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Warga melintasi jam hitung mundur Olimpiade Tokyo dan Paralimpiade di Stasiun Tokyo di Tokyo, Jepang, 15 Juli 2020. Output industri Jepang kemungkinan mengalami rebound pada Juni setelah turun hampir dua digit pada bulan sebelumnya, menurut jajak pendapat Reuters yang mengumpulkan pandangan dari 13 ekonom.
Foto: EPA-EFE/FRANCK ROBICHON
Warga melintasi jam hitung mundur Olimpiade Tokyo dan Paralimpiade di Stasiun Tokyo di Tokyo, Jepang, 15 Juli 2020. Output industri Jepang kemungkinan mengalami rebound pada Juni setelah turun hampir dua digit pada bulan sebelumnya, menurut jajak pendapat Reuters yang mengumpulkan pandangan dari 13 ekonom.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Output industri Jepang kemungkinan mengalami rebound pada Juni setelah turun hampir dua digit pada bulan sebelumnya, menurut jajak pendapat Reuters yang mengumpulkan pandangan dari 13 ekonom. Ini menandakan aktivitas pabrik yang mungkin telah keluar dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (22/7), rebound yang relatif kecil ini akan mengarah pada pemulihan ekonomi pada skala moderat ke depannya. Sementara itu, tingkat pengangguran diperkirakan akan merangkak naik dari level rendah, menggarisbawahi dampak yang lebih berkepanjangan dari krisis kesehatan saat ini.

Data Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) akan keluar pada akhir bulan. Dalam jajak pendapat Reuters, para ekonom memprediksikan, output pabrik tumbuh 1,2 persen dari bulan ke bulan pada Juni. Ini menjadi rebound dari penurunan 8,9 persen pada Mei yang disebabkan kemerosotan output mobil dan mesin produksi. Pertumbuhan ini akan mematahkan penurunan empat bulan berturut-turut.

Analis menyebutkan, permintaan global untuk mobil dan barang bersifat tahan lama lainnya mungkin telah mencapai titik terendah karena banyak negara sudah mulai membuka kegiatan ekonomi mereka. Tapi, rebound yang lambat akan menjadi momok untuk pemulihan pengangguran. Situasi tersebut akan mengganggu konsumsi rumah tangga yang menyumbang lebih dari setengah perekonomian Jepang.

Jajak pendapat Reuters menunjukkan, kemungkinan tingkat pengangguran akan naik menjadi 3,1 persen pada Juni, dari 2,9 persen pada Mei. Angka pertumbuhan pengangguran secara resmi juga akan keluar pada akhir bulan.

Rasio pekerjaan terhadap pelamar atau tingkat ketersediaan pekerjaan diprediksi memburuk menjadi 1,16 pada Juni, dari 1,2 yang terlihat pada Mei. Artinya, kurang dari enam pekerjaan tersedia untuk lima pencari kerja.

Kondisi pekerjaan yang semakin memburuk akan membuat rumah tangga semakin sulit. Ini menyebabkan konsumen akan menahan konsumsi, meskipun mereka baru saja ‘terbebas’ dari lockdown yang dilakukan hingga akhir Mei untuk menahan penyebaran virus.

Di sisi lain, jajak pendapat menunjukkan, penjualan ritel turun 6,5 persen pada 2020 hingga Juni, menyusul penurunan 12,5 persen pada bulan sebelumnya. Kinerja industri perumahan pun diperkirakan menurun 13,5 persen pada Juni seiring dengan semakin banyaknya rumah tangga yang tidak mampu membeli rumah. Penurunan ini lebih buruk dari kondisi Mei yang menyusut 12,3 persen.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement