Rabu 22 Jul 2020 18:09 WIB

13 Ribu Bidang Tanah Terdampak Proyek Tol Gedebage-Cilacap

Ada sekira 180 hektare lahan di Jabar dibebaskan dalam proyek Tol Gedebage-Cilacap.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Bilal Ramadhan
Ilustrasi Pembangunan Jalan Tol
Foto: Republika/Wihdan
Ilustrasi Pembangunan Jalan Tol

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sekira 13 ribu bidang tanah di tujuh kabupaten/kota di wilayah Jawa Barat (Jabar) akan terdampak pembangunan jalan tol Gedebage-Cilacap. Jalan tol yang akan melintasi Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Pangandaran, hingga Cilacap, Jawa Tengah itu akan mulai dikerjakan secara fisik pada 2022.

Petugas pengadaan tanah Jalan Tol Gedebage Cilacap, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Ade Sudrajat mengatakan, saat ini pihaknya masih dalam tahapan sosialisasi penentuan lokasi (penlok). Ia menyebutkan, dari total panjang jakan tol sekira 206,6 kilometer, sekira 169+650 kilometer akan berada di wilayah Jabar.

"Sampai tadi, sudah tidak ada kendala. Tapi kita minta pemerintah daerah menyiapkan data-data administrasi untuk pembebasan lahannya," kata Ade di Kota Tasikmalaya, Rabu (22/7).

Ia menjelaskan, pengerjaan proyek jalan tol Gedebage-Cilacap akan dilakukan dalam dua segmen. Segmen pertama dari Gedebage hingga Tasikmalaya akan dikerjakan lebih dulu, yang targetnya dapat dioperasikan pada 2024. Sementara segmen kedua, Tasikmalaya-Cilacap, akan dilaksakan selanjutnya.

Kendati pelaksanaan proyek dikerjakan dalam dua segmen, penentuan lokasi dan pengadaan tanah harus dikerjakan secara keseluruhan. Setelah itu, baru pengerjaan fisik bisa dilakukan.

Menurut Ade, dalam pembagunan jalan tol, pembebasan lahan biasanya menjadi proses yang paling memakan waktu. Tak jarang, proses pembebasan tersendat karena satu dan lain hal, sehingga pengoperasian jalan tol menjadi meleset dari target.

"Yang penting kan pembebasan lahan. Seperti yang tema-teman tahu, biasanya lama itu di pembebasan lahan. Kalau fisik mah dua tahun selesai," kata dia.

Ia menargetkan, pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol Gedebage Cilacap dapat selesai pada 2021. Artinya, pembangunan fisik proyek jalan tol yang akan menghabiskan anggaran sebesar Rp 57 triliun itu dapat mulai dikerjakan pada 2022.

"Target (segmen pertama) 2024 bisa digunakan," kata dia.

Sementara itu, Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman mengatakan, saat ini proyek pengerjaan jalan tol Gedebage-Cilacap yang akan melintasi wilayahnya, telah memasuki tahap sosialisasi persiapan penlok. Jalan tol itu diperkirakan akan melintasi 16 kelurahan dan empat kecamatan di Kota Tasikmalaya.

Ia menambahkan, di Tasikmalaya, jalan tol itu akan memiliki panjang sekira 13,4 kilometer. "Kita juga minta lurah dan camat yang akan dilintasi agar cepat menginformasikan bidang-bidang yang terkena dampak. Soalnya kita ingin cepat. Kecepatan itu kan tergantung proses administrasinya dilengkapi," kata dia.

Menurut dia, jalan tol itu sudah sangat dinantikan warga, khususnya di wilayah Priangan Timur. Sebab, dengan adanya jalan tol, pertumbuhan ekonomi warga juga akan terdampak.

Asisten Daerah bidang Pemerintahan, Hukum, dan Kesejahteraan Sosial, Sekretariat Daerah Provinsi Jabar, Rd Dewi Sartika mengatakan, jalan tol Gedebage-Cilacap di wilayah Jabar akan berdampak pada lahan warga. Ia menyebutkan, akan ada sekira 180 hektare lahan di Jabar yang akan dibebaskan.

Menurut dia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar sudah membuat perencanaan dengan Kementerian PUPR serta sejumlah konsultan untuk penlok. Namun, penlok itu belum seluruhnya pasti. Kepastian penlok itu akan dituangkan melalui Peraturan Gubernur (Pergub) Jabat tentang Penlok. "Kita ingin penlok Desember 2020 selesai," kata dia.

Setelah penlok selesai, lanjut dia, Pemprov Jabar akan menyerahkannya ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk pembebasan lahan. Karena itu, persiapan administrasi untuk pembebasan lahan harus disiapkan sejak awal, sehingga pada pelaksanaannya dapat dilakukan dengan cepat. Baru setelah pembebasan lahan, pembangunan akan dilakukan.

"Kita maunya 2022 bisa mulai pembangunan. Jadi bisa sesuai target (2024 beroperasi)," kata dia.

Ia mengatakan, saat ini pihaknya belum bisa menentukan nilai biaya ganti lahan yang akan terdampak. Sebab, nilai lahan maupun bangunan yang terdampak akan dinilai oleh tim appraisal.

Namun, Dewi berharap proses pembebasan lahan proyek jalan tol Gedebage-Cilacap tak dapat berjalan mulus. Sebab, ia menyebut, keberadaan jalan tol itu akan sangat membantu  meningkatkan kesejahteraan masyarakat, aksesibilitas, investasi, produksi, distribusi, dan lain sebagainya.

"Dengan jalan tol ini, dari biasa Bandung-Tasikmalaya itu harus 2 jam, bisa hanya 50 menit," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement