Kamis 23 Jul 2020 10:51 WIB

Sopir Angkot Keluhkan Omzet yang Terus Menurun

Omset yang didapat hanya cukup untuk membayar setoran dan membeli bensin.

Rep: Muhammad Ubaidillah/ Red: Bilal Ramadhan
Seorang sopir angkot menunggu penumpang
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Seorang sopir angkot menunggu penumpang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angkutan Kota (angkot) Jurusan Tanjung Priok-Cilincing masih banyak digunakan penumpang. Hal ini diamini sopir angkot Suherman. Bahkan BPS Jakarta Utara mencatat pada tahun 2019 rata-rata jumlah penumpang angkutan bus di Jakarta Utara mencapai 10.240 orang per hari.

Suherman menceritakan dalam sehari ia bisa membawa 150 penumpang. Omzet yang didapat sekitar Rp 200 hingga 300 ribu. Meskipun Covid-19 masih belum mereda, hal ini tak banyak memberikan dampak.

Penumpang yang ia bawa, lanjut Herman, kebanyakan ibu-ibu bersama anaknya dan para pekerja proyek dan pelabuhan. Pandemi Covid-19 membuat penumpang banyak yang memakai masker dan jika terisi penuh, ada yang enggan naik.

Namun, Herman memaklumi hal itu dan seketika melupakannya saat ada penumpang turun juga ada yang naik menggantikannya. Bagi Herman itulah hal yang selalu ditunggu.

"Keadaan lagi Corona begini penumpang sehari bisa banyak syukur. Iya meski jaraknya dekat, yang penting banyak dan pada bayar. Jumlah penumpang memang dibatasi, tapi enggak jadi masalah, toh jarang penuh juga. Tapi ada saja (penumpang) yang naik kalau sudah masuk Kali Baru mah," kata Herman, Kamis (23/7).

Sama dengan Herman, sopir angkot lainnya Benny juga bisa mengantongi uang Rp 250 ribu sehari. Jumlah itu sudah dipotong bensin dan setoran. Namun, Benny mengatakan, pandemi membuat jumlah penumpang sedikit menurun, tetapi tidak begitu signifikan.

"Penumpang mah ada aja, dapet 200 (Rp 200 ribu) sampe 250 (Rp 250 ribu) mah," kata dia.

Lain dengan keduanya, sopir angkot Gogon mengatakan penumpang saat ini sepi, omzet yang ia dapat hanya cukup untuk membayar setoran dan membeli bensin. Bahkan keadaan ini sudah berlangsung sebelum Covid-19 ada. Dirinya memperkirakan orang sudah banyak yang memiliki kendaraan bermotor baik mobil maupun sepeda motor.

Jakarta Utara merupakan daerah yang padat penduduk. Data BPS Jakarta Utara jumlah penduduk Jakarta Utara tahun 2019 mencapai 1.819.958 jiwa. Banyak pabrik dan proyek pembangunan dibangun di wilayah pesisir Jakarta ini. Para pekerja proyek masih menggunakan angkot sebagai moda transportasi andalan.

Seorang penumpang angkot yang juga sopir kontainer Saepudin mengatakan hampir setiap hari menggunakan angkot menuju tempat kerja. Ini ia lakukan sejak sepeda motornya hilang pertengahan Februari lalu. Karena belum sanggup membeli motor baru, dirinya menggunakan angkot.

"Sementara pakai angkot dulu sampai punya motor," katanya sesaat setelah turun dari angkot, Kamis (23/7).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement