REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sikap Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi yang masih akan melanjutkan kegiatan Car Free Day (CFD) di sepanjang Jalan Ahmad Yani, Bekasi menuai kritik. Hal ini menyusul ditemukannya 2 kasus positif yang baru-baru ini diumumkan dari hasil rapid test acak pada Ahad (19/7) lalu.
"Itu (CFD) harusnya dihentikan sampai vaksin ada," kata Nicodemus Godjang, Anggota DPRD Kota Bekasi, saat dihubungi Republika, Kamis (23/7).
Politisi PDIP ini mengatakan CFD sudah menjadi salah satu indikator penyebaran Covid-19. Untuk itu, dia menyarankan seharusnya seluruh kegiatan yang menghadirkan massa agar ditiadakan.
"Harus (dihentikan). Dan Pemkot konsentrasi memutus rantai Covid-19," ujar dia.
Kendati kasus Covid-19 yang ditemukan baru ada dua dari 118 spesimen, namun itu seharusnya sudah bisa menjadi acuan untuk segera menghentikan kegiatan CFD. "Enggak ada tolok ukur. CFD (digelar) karena memang kegiatan rutin yang dilanjutkan saja," kata dia menambahkan.
Sebelumnya, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan belum ada niat untuk menghentikan kegiatan CFD. Sebab menurutnya, warga yang positif, potensinya adalah menjadi klaster keluarga. Sehingga, yang ia fokuskan adalah melacak kontak keluarganya terlebih dahulu.
"Jadi kalau ada sesuatu itu bukan warungnya, bukan rumahnya bukan institusinya. Yang (ketahuan positif) itu kita cabut, kita tracking, nah itu yang benar. (Kalau ketemu kasus) di pasar bukan pasarnya yang ditutup penyakitnya yang dicari," ujar dia.