REPUBLIKA.CO.ID, MERSEYSIDE -- Kepolisian Liverpool mengeluarkan peringatan pembubaran saat perayaan pesta gelar juara fan Liverpool di area depan Stadion Anfield, Kamis (23/7). Para penggemar berkumpul dan melakukan selebrasi demi memutus penantian panjang selama 30 tahun lamanya.
Perayaan itu bertepatan dengan kemenamgan 5-3 Liverpool atas Chelsea dalam lanjutan pekan ke-37 Liga Primer Inggris 2019/2020. Meski tak boleh masuk ke dalam stadion, para fan berkumpul di luar arena dengan menyalakan suar, pun kembang api.
Sebelumnya, saat otoritas Liga Primer mengeklaim Liverpool sebagai juara beberapa insiden pelanggaran terjadi di wilayah Pier Head City. Kepolisan pun berharap itu tak terulang lagi. Terlebih, Inggris masih dalam tahap peperangan melawan penyebaran pandemi virus corona.
Inspektur Dave Charnock mengatakan, ia sangat berharap tidak akan ada pengulangan insiden tersebut dalam perayaan gelar juara the Reds.
"Kami sadar akan dampak signifikan yang dapat ditimbulkan oleh perilaku anti-sosial pada individu dan komunitas, dan kami akan menargetkan orang-orang yang kami curigai terlibat dalam jenis perilaku di daerah ini," jelas Dave Charnok dilansir Mirror, Kamis (23/7).
Anfield bersorak, penantian selama 30 tahun berakhir sudah. Bayang-bayang pandemi corona tak menghalangi mereka untuk merayakan sukacita pasca menjadi raja di kompetisi elite Negeri Ratu Elizabeth.
Bek sayap kelahiran asli kota Merseyside, Trent Alexander-Arnold menambahkan jika kemenangan ini seutuhnya dipersembahkan oleh para fan sejati the Kupites.
"Ini adalah yang kita semua inginkan sebagai penggemar, sebagai pemain dan sebagai klub. Saya akan bertukar setiap medali yang saya punya hanya untuk memiliki yang satu ini di leher saya. Cara kami merasa berada di sana di podium itu tidak bisa dipercaya. Bagi klub, ini sangat besar," jelas Alexander-Arnold.
Dirinya juga mengaku sangat beruntung bisa menjadi bagian dari klub yang begitu istimewa, dan menilai kerja keras mereka terbayar dengan hasil yang luar biasa.