REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama beberapa bulan belakangan ini banyak small-medium enterprise (SME) dan startup di Indonesia mengaplikasikan survival mode. Ini agar usahanya dapat kembali melesat ketika pandemi COVID-19 telah berakhir.
Sayangnya, mode bisnis ini tak akan bertahan, sebab tidak seorang pun tahu kapan krisis ini akan berlalu. Bahkan, apa yang kita sebut normal di masa pra-pandemi harus mengalami pendefinisian ulang.
Dengan segala permasalahan yang dibawanya, all crises create winners and losers. Lantas, apa yang harus dilakukan SME dan startup agar menjadi champion di era New Normal?.
“Pebisnis harus reinvent pengetahuan bisnis mereka untuk memunculkan model bisnis yang baru,” ujar pengusaha nasional Sandiaga Uno dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Jumat (24/7).
"Layaknya pertandingan basket, kalau jalan di kanan akan ditutup maka kita harus pintar pivot ke kiri," tambahnya.
Dia mengatakan, bahwa SME dan startup, mau tidak mau, harus mengedepankan aspek kesehatan dan digitalisasi dalam setiap tahapan bisnis mulai dari pemesanan, pembayaran, produksi, hingga penyediaan barang. “Zaman sekarang data dan tren bisnis bisa kita dapatkan dengan mudah. Kita tinggal mengamati, meniru, dan memodifikasi tren yang ada sehingga kita memiliki model bisnis baru,” tegasnya.
Bisnis yang saat ini dibutuhkan masyarakat adalah di bidang kesehatan, teleconferencing, course terbuka, biotech, legal, dan clear energy. Meski mengaku sempat kebingungan menghadapi perubahan perilaku konsumen di awal pandemi, kini dirinya sudah berhasil menyesuaikan model bisnisnya.
Sandi menegaskan, ada empat kekuatan yang bisa digaungkan dalam duia enterprenersip yaitu, pencapaian atau target, stimulasi, arah atau tujuan, dan keamanan bisnisnya. Bila ini semua bisa digapai maka apapun usahanya pasti akan sangat maju