REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta akan memperluas World Mosquito Program (WMP) dengan melepas nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia berskala besar. Perluasan ini dilakukan karena dapat menekan kasus demam berdarah dengue (DBD).
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, pihaknya dapat menekan 79 persen kasus DBD melalui WMP tersebut. Perluasan pelepasan nyamuk Asdes Aegypti ber-Wolbachia ini akan dilakukan pada September 2020.
Pelepasan nyamuk ini akan dilakukan di wilayah yang menjadi pembanding kasus DBD di Kota Yogyakarta. Setidaknya ada 11 kecamatan dan 29 kelurahan yang disasar untuk perluasan pelepasan nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia tersebut.
"Melihat hasil yang terjadi di Tegalrejo dan Wirobrajan, memang ada penurunan dibandingkan wilayah yang belum dilakukan pelepasan," kata Heroe.
Sebelum dilakukan perluasan pelepasan nyamuk ini, pihaknya akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Sosialisasi yang dilakukan seperti memberitahukan cara kerja nyamuk tersebut yang tidak berbahaya.
Untuk itu, ia meminta camat, lurah dan Puskesmas agar segera membentuk satu rumah satu jumantik di wilayahnya masing-masing. Heroe menyebut, hal ini dilakukan sebagai bentuk kesiapan warga dalam mendorong keberhasilan dari program yang akan dijalankan tersebut.
Menurutnya, gerakan masyarakat untuk bersama-sama menekan kasus DBD bisa dilakukan oleh setiap individu. "Karena keberhasilan tidak bisa dilepaskan dari gerakan masyarakat menekan kasus demam berdarah, di samping melepaskan nyamuk ber-Wolbachia di wilayah," ujarnya.
Selain itu, Heroe juga meminta masyarakat untuk menjaga ember yang dipakai untuk perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia. "Karena ini adalah salah satu kuncinya, dimana nyamuk itu nanti bisa berkembang pesat," kata Heroe.