REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Hasil pemeriksaan 56 spesimen swab di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Lampung pada Selasa (27/7), hasilnya nol kasus positif Covid-19. Namun terdapat tiga orang pasien positif yang sembuh pada Rabu (28/7).
“Pada hari ini tidak ada penambahan kasus konfirmasi positif. Dari 56 specimen (swab) yang diperiksa pada 27 Juli 2020 semua hasilnya negatif,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Lampung Reihana dalam keterangan persnya di Bandar Lampung, Selasa (28/7).
Berdasarkan data yang disampaikan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung, Selasa (28/7), jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 masih tetap 252 orang (seperti sehari sebelumnya), meninggal dunia 12 orang, masih dirawat 48 orang, dan pasien sembuh bertambah 3 orang menjadi 195 orang.
Sedangkan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) 3.789 orang, selesai dipantau 14 hari 3.747 orang, masih dipantau 31 orang, ODP meninggal dunia 11 orang. Sementara jumlah orang dalam pengawasan (PDP) 206 orang (ada penambahan 1 orang sehari sebelumnya), sudah sembuh dan pulang 163 orang, masih dirawat 6 orang, PDP meninggal dunia 37 orang.
Reihana yang juga kepala Dinkes Lampung mengatakan, tiga orang pasien positif yang sembuh berasal dari Kota Bandar Lampung 1 orang, Kabupaten Lampung Utara 1 orang, dan Kabupaten Tulangbawang Barat 1 orang.
Tiga pasien sembuh yakni, pasien 213 inisial AP perempuan berusia 22 tahun asal Bandar Lampung, hasil swab 27 Juli 2020. Pasien 209 S laki-laki usia 54 tahun asal Lampung Utara, hasil swab 27 Juli 2020.
Kemudian pasien 221 SK perempuan 42 tahun asal Kabupaten Tulangbawang Barat. “Pasien setelah menjalani isolasi di Rumah Sakit Tulangbawang Barat selama 10 hari,” kata Reihana.
Dia berharap masyarakat di Lampung tetap dengan protokol kesehatan, memakai masker, cuci tangan dengan air mengali, atau membawa hand sanitizer, dan jangan lupa berdoa kepada Allah, agar Lampung terhindar dari Covid-19, bergotong royong pemerintah dan masyarakat, agar pandemi gobal ini dapat diatasi bersama.
"Kita harus tetap beradaptasi dengan kehidupan baru atau new normal, adaptasi kehidupan baru istilah pengganti new normal, karena diartikan salah oleh masyarakat," katanya.