Kamis 30 Jul 2020 04:35 WIB

Tiga Ulama dari Kalangan Budak Hasil Gemblengan Muadz

Ulama tersebut disebar ke berbagai wilayah untuk mengajarkan ajaran Islam.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Ani Nursalikah
Tiga Ulama dari Kalangan Budak Hasil Gemblengan Muadz
Foto: republika
Tiga Ulama dari Kalangan Budak Hasil Gemblengan Muadz

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama mengajarkan ilmu dan pengetahuan agam Islam, Muadz bin Jabal berhasil melahirkan tiga ulama terkemuka pada masanya. Ketiga ulama hasil gemblengan Muadz, di antaranya Mujahid bin Jabar, Atha bin Abu Rabah, dan Thawus bin Kaisan.

"Yang mana mereka bertiga berasal dari kalangan budak," kata Syekh Manan Al-Kaththan dalam kitabnya Tarikh Tasyri.

Baca Juga

Syekh Manan menyampaikan, Imam Adz Dzahabi dan Ibnu sa'ad, telah menggolongkan tiga ulama tabiin dari kalangan budak, yaitu Thawus ke dalam ulama Yaman. Akan tetapi Ibnu Qayyim menggolongkannya ke dalam pakar fikih Makah beserta muftinya.

"Sebab akhir hayatnya Thawus berada di Makkah," katanya.

Syek Manan, mengatakan, Muadz merupakan pakar fikih dari kaum Anshar yang paling mulia. Selain ahli dari sisi keilmuan, ia juga memiliki budi pekerti yang baik dalam kehidupan sosialnya. 

"Maka pantaslah Muadz dianggap sebagai ulama Makkah pada masanya," katanya.

Setelah ilmu dan pengetahuan Rasulullah yang bersumber dari Alquran dan hadist benar-benar dikuasai Muadz dan sahabat lainnya, Rasulullah menempatkan mereka di beberapa wilayah guna berdakwah di sana. Di antara sahabat yang keilmuannya telah matang adalah Muadz bin Jabal. Ia ditempatkan Rasulullah di Makkah untuk mengajar.

Muadz bin Jabal ditempatkan Rasulullah setelah Makkah selesai ditaklukkan. Rasulullah memberikan mandat kepada Muadz agar mengajari penduduk Makkah perkara halal dan haram serta mengajari mereka membaca Alquran, tafsir, hadits, fiqih serta adab tata krama

Ilmu dan pengetahuan yang dimiliki para sahabat menjadi alat untuk memelihara dan mengatur wilayah-wilayah Islam. Perluasan wilayah Islam yang ada telah diikuti oleh pergerakan keilmuan di dalam negeri selama periode penaklukan. 

Menurut Syekh Manan, tidak sedikit dari para sahabat yang memiliki prestasi keilmuan yang terhormat. Sejumlah dari mereka ada yang tergolong dalam tingkat pertama dalam hal ilmu pengetahuan. 

"Dan ada 20 orang tergolong dalam tingkat kedua, dan sekitar 120 orang tergolong ke dalam tingkat ketiga," katanya. 

Mereka semua telah menyebar di berbagai belahan negeri Islam pascaterjadinya berbagai penaklukan. Terkadang mereka sengaja disebar ke berbagai daerah dengan tujuan untuk mengajarkan agama kepada penduduk daerah tersebut. Rasulullah mengirimkan sebagai mereka Ke Yaman, Bahrain, Mesir, Kufah, Bashrah, Syam dan wilayah bagia timur lain dan barat.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement