REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PB Al Washliyah Yusnar Yusuf Rangkuti mengatakan, Idul Adha menjadi momen umat Muslim merasakan makanan yang bergizi. Hal itu ia sebut atas dasar kesehatan dan kenikmatan, selain dari ibadah utama untuk berqurban.
"Hal itu menunjukkan Islam sebagai agama yang toleran dan sarat dengan kedamaian serta kesejahteraan," ujar dia kepada Republika.co.id, Jumat (31/7).
Dia membandingkan, jika Idul Fitri merupakan momentum yang penuh dengan maghfirah dan rahmat Allah SWT, Idul Adha memiliki momen dan pesan yang berbeda. Pesan tersebut sebagai hari yang mengingatkan umat Muslim kepada jalinan sosial yang penuh dengan pengorbanan untuk dan ke seluruh umat manusia.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan, Idul Adha dan berqurban di tengah pandemi bukanlah suatu halangan. Sebaliknya, hal itu justru momentum menumbuhkan jiwa kemanusiaan dengan berderma.
"Di tengah pandemi, sedekah kita sangat berguna, berapapun jumlahnya," ujar dia, Jumat (31/7).
Dia menambahkan, sebagai salah satu anjuran ibadah saat Idul Adha, Kurban merupakan perintah atas dasar syukur kepada Allah SWT. Mengutip kitab Bidayat al-Mujtahid, dia menyebutkan, qurban menurut sebagian besar ulama memiliki hukum sunah. Terlebih, ketika Rasulullah sendiri tidak pernah melewatkan untuk qurban.
"Atas dasar itu, ada sebagian ulama yang menyatakan, bagi yang mampu dan sedang tidak musafir hukum qurban ialah wajib," kata dia.