REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberangkatkan mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) menjadi relawan peduli Covid-19 di Kota Pahlawan. Pemberangkatan relawan itu berlangsung di Halaman Balai Kota Surabaya, Senin (3/8).
Puluhan mahasiswa itu akan andil dalam membantu Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menangani pandemi Covid-19. Relawan mahasiswa tersebut berasal dari enam universitas, yakni Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA), Universitas Muhammadiyah, Universitas Ciputra (UC), Universitas Surabaya (Ubaya), Universitas Widya Mandala, serta Stikes Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya.
Risma pun berterima kasih atas kesediaan kampus dalam memfasilitasi mahasiswanya untuk menjadi relawan. Menurut dia, para mahasiwa diberi kesempatan menjadi relawan agar menambah pengalaman serta ikut menjadi bagian dalam penanganan Covid-19. “Dahulu saat menjadi mahasiswa, saya memperbanyak pengalaman. Ikut pameran arsitektur ke luar kota. Jadi punya pengalaman mengatur dan menghadapi masyarakat karena selalu ikut turun. Kalau tidak ada pengalaman itu, berat jadi wali kota,” kata Risma.
Sembari menceritakan pengalaman semasa kuliah, Risma menjelaskan, Pemkot Surabaya juga sudah menyiapkan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap untuk para relawan. “Mulai dari face shield, kaca mata google serta baju hazmat, sudah kami siapkan,” ujarnya.
Dekan FK Universitas Ciputra Hudi Winarso menyambut baik upaya Pemkot Surabaya dalam melibatkan mahasiswa sebagai relawan. Sebelumnya, Universitas Ciputra mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya untuk mengikuti rencana yang sudah disiapkan.
“Kami senang. Universitas Ciputra menyambut dengan sangat positif. Apalagi tadi Ibu Wali menyampaikan suasananya semakin baik dan ini by design keterlibatan mahasiswa untuk pengalaman apalagi sudah disiapkan APD nya sekalian,” kata Hudi.
Hudi menjelaskan, selain melibatkan mahasiswa sebagai relawan, salah satu dokter spesialis mikrobiologi di Universitas Ciputra (UC) Wira Widjaya Lindarti, dr, spMK juga diminta membantu Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) yang ada terletak di Jalan Gayungan. “Karena dr spesialis Microbiologi Klinik Univ Ciputra, Wira Widjaya Lindarti, dr, spMK ini sangat berpengalaman untuk test swab. Jadi beliau juga ikut membantu,” kata dia.
Dekan FK UNUSA, dr. Handayani, juga menyatakan hal yang sama. UNUSA juga siap membantu Pemkot Surabaya baik dalam pemeriksaan swab dan rapid test dengan tujuan menemukan kasus baru.
“Dengan demikian untuk pencegahan penularan supaya lebih efektif. Kita mendukung upaya tersebut,” kata dr Handayani.
Handayani menegaskan akan mendiskusikan lebih lanjut dengan pihak Dinkes Surabaya untuk mekanisme penugasan, mulai dari penjadwalan, lokasi, hingga perlindungannya. Terutama perizinan kepada orang tua mahasiswa.
Bahkan ia menyebut, relawan juga harus dipastikan kesehatannya. “Kami pastikan itu, jangan sampai mereka (relawan) menjadi pembawa. Yang jelas kami akan mendukung. Untuk saat ini jumlahnya ada 10 orang. Tapi kembali lagi kami menyesuaikan,” kata dia.