REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengungkapkan setiap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang berusaha di Bandung bisa memperoleh hibah sebesar Rp 2,4 juta dari pemerintah pusat. Dana tersebut disiapkan dalam rangka pemulihan ekonomi pelaku UMKM di masa pandemi Covid-19.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandung, Atet Dedi Handiman mengatakan pembiayaan yang diberikan kepada UMKM berasal dari dana Kementerian Koperasi dan UMKM yang berjalan sejak 1 Juni. Menurutnya, para pelaku UMKM bisa mendaftar dengan batas waktu pendaftaran hingga 31 Agustus mendatang.
"Sejak 1 Juli, pusat (kementerian KUKM) menyampaikan besarannya naik lagi Rp 2,4 juta dan semuanya hibah," ujarnya kepada wartawan di Balai Kota Bandung, Selasa (4/8). Sebelumnya, ia mengungkapkan nilai nominal bantuan pada awal program ini dimulai yaitu sebesar Rp 1,5 juta.
Menurutnya, dana Rp 1 juta tersebut merupakan pinjaman dan dikembalikan kurun waktu 12 bulan tanpa bunga sedangkan dana Rp 500 ribu merupakan hibah. Katanya, peminat program tersebut di Bandung relatif sedikit.
"Agak sedikit yang daftar karena binaan kami yang sudah skill up. Kalau ini betul-betul nonformal syaratnya tidak berizin, bukan wajib pajak dan bukan penduduk Bandung yang penting berusaha di Bandung. Nilai uang di rekening pendaftar maksimal Rp 2 juta," katanya.
Atet menyebut animo pelaku UMKM pada awal program dimulai relatif sedikit hanya 900 orang yang mendaftar. Namun, sejak nilainya meningkat menjadi Rp 2,4 juta dan berbentuk hibah pendaftar semakin banyak mencapai 2.500 orang. Katanya, hibah diberikan tidak dibatasi hanya KTP Kota Bandung.
Ia melanjutkan, pihaknya masih menunggu petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis dari kementerian. Disamping menunggu, pihaknya masih terus melakukan pendataan pelaku UMKM yang akan mendaftar.
"Pencairan sambil berjalan tapi belum bisa banyak memberikan penjelasan teknis karena juklak juknisnya belum turun. Target 75 ribu pelaku UMKM," katanya.
Menurutnya, pelaku UMKM yang akan mendaftar bisa melalui whatsapp, email dan bisa mendatangi Kantor Koperasi dan UMKM. Disamping program pusat, ia mengatakan pihaknya melakukan inovasi membantu pemasaran produk UMKM di Bandung.
"Ikut terlibat barang jasa pemerintah yang tadi makan minum (mamin) rapat itu kalau misal mamin rapat bisa ke UMKM. kedua membuka recovery center dimana yang terdampak, disitu ada recovery, ada coaching dan peningkatan keterampilan. Alhamdulillah sudah dimulai," ungkapnya.
Atet mengatakan akibat pandemi covid-19 berdampak kepada ekonomi pelaku UMKM. Namun, sebagian pelaku UMKM beradaptasi dengan kondisi pandemi covid-19 dengan memasarkan produk-produk yang bisa dijual seperti makanan dan minuman untuk ketahanan tubuh.
"Fashion kerudung banyak order atau di pameran, (sekarang) turun 80 persen termasuk kuliner. Kuliner dari kue biasa (beralih) menjadi makanan peningkat daya tahan tubuh bisa naik 100 persen. Mereka beralih ke sana," katanya.
Ia menyebut salah satu keunggulan UMKM, yaitu fleksibel. Katanya, sejak Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) ekonomi pelaku UMKM menggeliat. Namun, kondisi perekonomian bagus jika ekonomi masyarakat sudah berjalan baik.